Misi Mendebarkan Mencari Kapal Selam Penjelajah Titanic, Oksigen Menipis

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 20 Jun 2023 16:00 WIB
Foto: OceanGate Expeditions via AP, File
Jakarta -

Misi pencarian kapal selam penjelajah Titanic yang hilang di Samudra Atlantik beserta seluruh penumpangnya sungguh mendebarkan. Banyak yang menyebut pencarian ini merupakan misi yang mustahil.

Kapal selam milik OceanGate membawa lima penumpang, termasuk CEO OceanGate Stockton Rush, penjelajah asal Prancis PH Nargeolet, dan miliuner Inggris Hamish Harding. Adapun perjalanan kapal selam merupakan wisata menjelajahi reruntuhan Titanic yang tenggelam di tahun 1912. Perjalanan ini berbiaya USD250 ribu atau setara Rp3,7 miliar per orang.

Ekspedisi tersebut berangkat ke laut pada Jumat (16/6) dan penyelaman pertama dijadwalkan pada Minggu (18/6) pagi. Perjalanan dimulai dari St. John's, Newfoundland, sebelum berlayar sekitar 640 km ke Samudra Atlantik menuju situs Titanic.

Untuk mengunjungi situs tersebut, penumpang naik dalam kapal selam yang berkapasitas lima orang dan membutuhkan waktu dua jam untuk menyelam sekitar 3.800 m ke dasar laut Titanic. Perusahaan ekspedisi mengatakan bahwa kapal selam tersebut dilengkapi kapasitas oksigen untuk lima orang selama 96 jam.

Penjaga pantai mengatakan mereka kehilangan kontak dengan kapal selam sekitar satu jam 45 menit setelah kapal selam itu mulai menyelam menuju situs bangkai Titanic pada Minggu (18/6) pagi. Yang mendebarkan, misi pencarian dengan tingkat kesulitan tinggi ini berkejaran dengan waktu, mengingat sisa oksigen untuk bertahan hidup di kapal selam hanya cukup untuk sekitar 70 jam. Saat ini kapal telah hilang kontak lebih dari 24 jam.

Seperti dikutip dari Daily Mail, jika kru dapat ditemukan, operasi ini akan menjadi misi penyelamatan bawah laut terdalam yang berhasil dilakukan dalam sejarah (kedalaman 4 kilometer). Rekor sebelumnya adalah di tahun 1973, ketika insinyur Inggris Roger Mallinson dan Roger Chapman selamat dari kapal selam Pisces III. Mereka terjebak di dasar laut pada kedalaman 480 meter di Irlandia.

David Pogue, wartawan CBS yang melakukan perjalanan dengan kapal selam Titan tahun lalu, mengatakan kepada BBC tentang masalah yang mungkin dialami awak kapal selam dan tim yang ada di darat.

Menurutnya, saat ini tidak ada cara untuk berkomunikasi dengan kapal selam tersebut, karena baik GPS maupun radio tidak berfungsi di bawah air. "Ketika kapal pendukung berada tepat di atas kapal selam, mereka dapat mengirim pesan teks pendek bolak-balik," kata Pogue.

Dia menambahkan, karena penumpang terkunci di dalam kapal selam yang dipasang dari luar, tidak ada cara untuk melarikan diri. "Anda tidak dapat keluar dari kapal selam tanpa ada bantuan dari upaya awak yang berada di luar," sebutnya.



Simak Video "Video: KMP Tunu Pratama Dikendalikan Nakhoda Pengganti Sebelum Tenggelam"

(rns/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork