Rusia tidak jadi angkat kaki dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 2024 ini. Rusia mengungkapkan akan masih berpartisipasi dalam proyek antariksa internasional tersebut.
Setelah pecahnya perang Rusia dan Ukraina pada tahun lalu, berbagai pihak mendesak agar negara yang dipimpin Vladimir Putin itu meninggalkan ISS. Pejabat antariksa Rusia kala itu pun meresponnya dan akan bertolak dari stasiun tersebut pada 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun rupanya, berdasarkan perjanjian terbaru, Rusia akan tetap turut berpartisipasi dalam program ISS sampai lima tahun ke depan.
"Rusia telah mengonfirmasi akan mendukung operasi stasiun lanjutan hingga 2028," tulis pejabat NASA dalam pernyataannya seperti dikutip dari Space, Minggu (30/4/2023).
Tak hanya Rusia, mitra ISS lainnya, seperti Badan Antariksa Eropa (ESA), Kanada, dan Jepang, juga mengumumkan kontrak untuk memperpanjang kerjasama sehingga astronaut mereka masih bisa tinggal di ISS sampai tahun 2030.
Kesepakatan ini seiring dengan pembaruan kerjasama berbagai pihak yang terlibat, termasuk NASA dalam komitmen untuk laboratorium yang mengorbit hingga akhir masa operasionalnya.
Sebagai informasi, ISS merupakan proyek gabungan yang melibatkan lima badan antariksa, yaitu NASA, Roscosmos, JAXA, CSA, dan ESA. Kepemilikan dan penggunaan stasiun ini ditetapkan oleh perjanjian dan kesepakatan antar pemerintah.
![]() |
ISS pertama kali mengorbit pada 1998 dan terus ditempati oleh kru astronaut dari berbagai negara secara bergilir sejak November 2000 sampai saat ini.
Selama itu, tercatat 266 orang dari 20 negara berbeda telah mengunjungi dan tinggal di ISS. Ada lebih dari 3.300 percobaan dilakukan dalam kondisi ruang hampa.
(agt/agt)