Puasa tahun ini spesial karena mengalami yang namanya ekuinoks vernal. Ekuinoks vernal yang berbarengan dengan Bulan Ramadan terjadi dengan durasi 33 tahun sekali, menjadikannya sebagai fenomena yang bisa dikatakan jarang ada.
Pakar astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin menjelaskan keistimewaan Ramadan tahun ini dalam 'Eureka! Edisi 15: Puasa Ekuinoks', Senin (3/4/2023).
Pertama, dia menjelaskan bahwa ekuinoks ada dua, di bulan Maret disebut ekuinoks vernal atau ekouinoks musim semi, sementara di bulan September disebut ekuinoks autumnal musim gugur. Akan tetapi astronom lazim menyebutnya ekouinoks maret dan ekuinoks september untuk menghindari penamaan musim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, yang menjadi menarik, ekuinoks tidak selalu terjadi berbarengan dengan bulan suci Ramadan. Karena itu, peristiwa tahun ini bisa dibilang spesial.
"(Ekuinoks vernal -- red) terjadi setiap 32 atau 33 tahun sekali, sebelumnya pernah terjadi di tahun 1990 dan di tahun 1957. Nanti akan ada lagi sekitar tahun 2056," jelas Andi.
Sementara untuk ekuinoks musim gugur, itu sudah terjadi di tahun 2007, tepatnya pada 24 September. Sebelumnya, ekuinoks September terjadi pada 1974 dan diprediksi akan terulang lagi di 2040.
Ekuinoks vernal atau titik Musim Semi Matahari menandai dimulainya musim semi astronomis. Titik ini tejadi sekitar tanggal 20 Maret di belahan Bumi utara dan 23 September di belahan Bumi selatan.
Selain Ramadhan 2023 (1444 H), Ramadhan di tahun-tahun berikut ini juga mengalami hal serupa, yakni durasinya hampir seragam sekitar 13-14 jam, yaitu:
Tahun 1990 (1410 H), awal puasa terjadi di dekat ekuinoks vernal
Tahun 2007 (1428 H), awal puasa terjadi di dekat ekuinoks autumnal
Tahun 2023 (1444 H), awal puasa terjadi di dekat ekuinoks vernal
Tahun 2040 (1462 H), awal puasa terjadi di dekat ekuinoks autumnal.
Baca juga: Rekor, Puasa di Sini Bisa Sampai 23 Jam! |