Penelitian soal perempuan baca maps disandingkan dengan laki-laki beberapa kali dilakukan. Hasilnya beragam, namun studi ini membuktikan perempuan sama baiknya dalam laki-laki dalam urusan baca maps.

Secara historis, laki-laki memiliki kemampuan spasial yang rata-rata lebih baik dari perempuan menurut studi yang diterbitkan di jurnal Psychological Science pada 2016. Akan tetapi, ada hal lain yang perlu diperhatikan.

Margaret Tarampi dan tim peneliti dari University of California-Santa Barbara akhirnya melakukan studi sendiri. Mereka pun menemukan kemampuan membaca peta ternyata dapat dipengaruhi banyak hal, salah satunya stereotip. Stereotip perempuan lebih susah membaca maps ketimbang laki-laki membuat perempuan merasa dirinya buruk dalam hal itu, mengakibatkan dirinya tidak bisa berfungsi baik.

Para peneliti juga berteori bahwa perempuan tampil lebih baik pada keterampilan yang melibatkan komponen sosial. Dengan kata lain, jika membaca peta bisa membantu orang lain, mereka mungkin berkinerja lebih baik.

Tarampi dan timnya menguji kedua teori tersebut pada mahasiswa di UCSB melalui tiga eksperimen terpisah. Hasilnya menunjukkan bahwa pria mendapat skor lebih baik daripada perempuan hanya ketika para peneliti memaparkan stereotip superioritas pria itu sebelum melakukan tes.

Ketika para peneliti tidak menyebutkan stereotip itu dan memberikan konteks sosial untuk membaca peta, skor perempuan meningkat secara keseluruhan. Perempuan juga tampil lebih baik ketika peta menyuguhkan figur manusia, bukan sekadar objek dan bangunan acak.

"Ketika kami memberi tahu peserta bahwa ini adalah ujian pengambilan perspektif dan pengambilan perspektif adalah tentang empati, maka dalam hal ini perempuan melakukan hal yang sama dengan laki-laki," kata Tarampi kepada The Huffington Post.

Kesimpulannya, stereotip budaya bisa menyebabkan perempuan benar-benar kehilangan fungsi membaca peta dengan baik. Padahal pada intinya, baik perempuan atau laki-laki, sama-sama pandai membaca peta. Titik.