Pada sekitar 66 juta tahun silam, dinosaurus yang merajai Bumi mendadak punah. Para ilmuwan hampir semua sepakat pada saat itu, batu angkasa yang diduga kuat asteroid menghantam planet ini dan menimbulkan bencana dahsyat.
Asteroid yang jatuh pada waktu itu memang tidak main-main. Ukurannya luar biasa besar, sehingga dampaknya pun sangat mengerikan bagi dinosaurus dan seluruh mahluk yang ada di dunia.
Lembaga antariksa NASA telah melakukan estimasi ukuran asteroid malapetaka itu. Seperti dikutip detikINET dari HT Tech, wujudnya sebesar Gunung Everest.
Adapun lebarnya antara 9 sampai 12 kilometer. Asteroid ini menghujam Semenanjung Yucatan di Teluk Meksiko, dengan jejak kawah berjuluk Chicxulub selebar 180 kilometer.
Beruntung untuk saat ini dan juga cukup jauh di masa depan, NASA memastikan dalam waktu yang cukup panjang tidak terpantau ada asteroid yang cukup besar dalam jalur menabrak Bumi dan membahayakan makhluk hidup.
"Kami melacak banyak asteroid, namun pada saat yang sama, tidak ada ancaman yang diketahui saat ini kepada Bumi. Tidak ada asteroid yang kami ketahui menghadirkan ancaman yang signifikan bagi Bumi ini," tegas Kelly Fast dari Planetary Defense Coordination Office NASA.
NASA sendiri telah melakukan langkah antisipasi. Pesawat antariksa Double Asteroid Redirections Test (DART) telah sukses menabrak batu angkasa itu untuk mengetahui apakah campur tangan manusia bisa mengubah arah asteroid. Menyambut misi bersejarah ini, banyak netizen senang karena tidak harus senasib dengan dinosaurus.
"Dinosaurus tidak memiliki program luar angkasa untuk membantu mereka, tapi kita punya," kata Chief Scientist and Senior Climate advisor NASA Katherine Calvin
Simak Video " 'Asteroid Natal' yang Lagi Dekat dengan Bumi, Apa Itu?"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)