Bumi Makin Tua dan Rusak, Kiamat Sudah Dekat?
Hide Ads

Eureka!

Bumi Makin Tua dan Rusak, Kiamat Sudah Dekat?

Aisyah Kamaliah - detikInet
Rabu, 10 Agu 2022 05:45 WIB
IN SPACE - In this handout provided by the National Aeronautics and Space Administration, Earth as seen from a distance of one million miles by a NASA scientific camera aboard the Deep Space Climate Observatory spacecraft on July 6, 2015. (Photo by NASA via Getty Images)
Bumi Makin Tua dan Rusak, Kiamat Sudah Dekat? Foto: NASA via Getty Images
Jakarta -

Bumi kita sudah tua. Diperkirakan, Bumi sudah berusia 4,5 miliar tahun. Selain itu, Bumi juga mengalami banyak perubahan dan kerusakan seperti kenaikan suhu global yang mengkhawatirkan. Apakah ini pertanda kiamat Bumi akan segera datang?

Dalam acara 'Eureka! Edisi 7: Bumi Akhir Zaman', Siswanto M.Sc, peneliti cuaca dan iklim ekstrem Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG), menjawab pertanyaan terkait hal itu yang dilontarkan oleh pembaca detikINET. Siswanto mengatakan tidak ada yang tahu pasti tentang kapan kiamat terjadi.

"Kiamat hanya Tuhan yang tahu, enggak ada yang tahu bahkan nabi pun tidak tahu kiamat yang akan datang. Tetapi yang jelas seperti judul film dan juga seperti apa yang kita dengar dari apa sabda Nabi Muhammad itu kan, kiamat sudah dekat," ujar Siswanto seraya tersenyum tipis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa ada yang namanya pemanasan global dan ini bisa menjadi salah satu penyebab Bumi kelak tidak bisa layak huni bagaikan kiamat.

"(Pemanasan global) menurut beberapa ahli ini adalah hal yang irreversible, sesuatu yang tidak bisa balik, tapi sebenarnya kita juga meyakini ini bisa balik," katanya optimistis.

ADVERTISEMENT

Ia pun menyebutkan seluruh negara di dunia sudah menaruh perhatian khusus soal pemanasan global. Salah satunya lewat Perjanjian Paris 2015 yang berupaya membatasi kenaikan suhu global sampai di angka minimum 1,5ΒΊ Celcius, dan di bawah 2ΒΊ Celcius untuk tingkat praindustri.

"Ini ditahan supaya tidak lebih dari 2ΒΊ sekarang sudah 1,2ΒΊ. Untuk itu kita masih ada 0,8ΒΊ lagi. Kita sudah berusaha maksimal gimana caranya suhu Bumi tidak meningkat lagi," ujarnya.

Meski kesannya hanya kenaikan 1-2ΒΊ, ternyata dampak yang terjadi pada Bumi bisa sangat signifikan. Jika terjadi pencairan es kutub yang semakin banyak, bukan tidak mungkin akan semakin banyak lagi pulau di dunia yang terancam tenggelam.




(ask/fay)
Berita Terkait