Badan antariksa Rusia (Roscosmos) belum lama ini mengungkap rencananya untuk keluar dari International Space Station (ISS) setelah tahun 2024. Sehari setelahnya, Roscosmos dikabarkan telah memberi tahu NASA bahwa mereka masih akan bertahan di ISS hingga tahun 2028.
Beberapa hari yang lalu, Kepala Roscosmos Yuri Borisov membuat heboh setelah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan melaporkan keputusan untuk meninggalkan ISS setelah tahun 2024.
Tapi informasi yang diberikan tidak begitu jelas, dan pihak Roscosmos juga tidak mengatakan kapan tanggal pasti Rusia akan keluar dari ISS. Borisov hanya mengatakan Rusia akan meninggalkan ISS untuk fokus membangun stasiun luar angkasa baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petinggi NASA juga mengaku tidak menerima informasi resmi dari Rusia soal rencana tersebut. Namun, sepertinya petinggi Roscosmos sudah berkomunikasi dengan NASA dan mengatakan bahwa Rusia masih akan bertahan di ISS sampai tahun 2028.
Associate Administrator for Space Operation Mission NASA Kathy Lueders mengatakan Roscosmos tetap akan menjadi mitra ISS sembari menyelesaikan pembangunan stasiun luar angkasa Russian Orbital Service Station (ROSS).
"Kami tidak menerima indikasi apapun di level apapun bahwa ada yang akan berubah," kata Lueders, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (28/7/2022). Lueders menambahkan bahwa hubungan NASA dengan Roscosmos masih berlanjut seperti biasa.
Roscosmos juga mengunggah wawancara dengan Vladimir Solovyov, Flight Director untuk segmen Rusia di ISS. Solovyov mengatakan Rusia akan tetap bertahan di ISS sampai ROSS beroperasi dan stasiun luar angkasa baru itu diperkirakan akan mengorbit pada tahun 2028.
"Kita, tentu saja, perlu terus mengoperasikan ISS sampai kami membuat backlog yang kurang lebih nyata untuk ROSS. Kita harus memperhitungkan bahwa jika kita menghentikan penerbangan berawak selama beberapa tahun, maka akan sangat sulit untuk mengembalikan apa yang telah dicapai," kata Solovyov.
NASA dan Roscosmos merupakan dua mitra terbesar di ISS, yang bertugas menjaga stasiun luar angkasa tersebut tetap bertahan di orbit. Selain Amerika Serikat dan Rusia, kemitraan ISS juga melibatkan Kanada, Jepang, dan 11 negara Eropa.
Tapi tegangnya hubungan Amerika Serikat dan Rusia akibat invasi Ukraina membuat banyak pihak mempertanyakan masa depan ISS. Apalagi ISS rencananya akan dipensiunkan pada tahun 2024, tapi NASA masih menunggu kesepakatan dari mitra lain untuk memperpanjangnya hingga 2030.
Jika Rusia benar-benar meninggalkan ISS pada tahun 2030, maka NASA dan mitra-mitra lainnya harus memutar otak untuk menjaga ISS tetap bisa beroperasi. Meski memiliki dua bagian yang dikontrol oleh AS dan Rusia, ISS dirancang sedemikian mungkin sehingga negara-negara mitra saling bergantung.
NASA bertugas mengontrol posisi ISS di orbit, sekaligus menyediakan daya listrik untuk seluruh stasiun. Sedangkan Rusia menyediakan propulsi atau dorongan untuk mengontrol posisi dan orientasi ISS, sekaligus mendorong stasiun tidak keluar dari orbitnya.
(vmp/fyk)