Kota Terpanas di Muka Bumi Tembus 51 Derajat, Seperti Neraka
Hide Ads

Kota Terpanas di Muka Bumi Tembus 51 Derajat, Seperti Neraka

Fino Yurio Kristo - detikInet
Sabtu, 02 Jul 2022 05:45 WIB
Gelombang Panas Pakistan
Gelombang panas di Pakistan. Foto: REUTERS
Pakistan -

Kota Jacobabad di Pakistan benar-benar panas menyengat, bahkan pada Mei 2022 silam menyandang predikat kota terpanas di muka Bumi. Saat itu, suhu di sana mencapai 51 derajat Celcius.

Walaupun sedemikian panas, banyak orang tinggal di sana. Seperti dikutip detikINET dari Reuters, Sabtu (2/7/2022) jumlahnya sekitar 200 ribu orang. Mereka sudah terbiasa dengan panas ekstrem, tapi tetap saja kewalahan.

Muhammad Akbar salah satunya, pria berusia 40 tahun ini berjualan buncis menyusuri jalanan. Dia pernah sakit terkena terjangan hawa panas tiga kali dalam hidupnya. Belakangan, ia menilai kondisi semakin buruk, terlebih air kian langka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu banyak pohon di seluruh kota dan tak ada kelangkaan air. Sekarang, pohon sudah tidak ada ataupun air, panas semakin tidak dapat ditanggung lagi. Saya takut panas ini akan membunuh kami di tahun-tahun mendatang," kata dia.

Akbar sendiri tak punya pilihan lain mencari nafkah. Dia harus bekerja setiap hari dari selama sekitar 12 sampai 14 jam, dengan pendapatan sekitar Rp 40 ribu sehari.

ADVERTISEMENT

Gelombang panas beberapa waktu lalu memang melanda Pakistan dan juga India. Tahun ini untuk pertama kalinya, panas mulai menyengat sejak Maret, dari biasanya bulan Mei, dan akan terus berlangsung sampai Agustus.

Korban jiwa pun muncul. Pada 14 Mei ketika suhu di Jacobabad mencapai 51 derajat, seorang ibu muda bernama Nazia mendadak kolaps ketika sedang memasak makan siang untuk keponakannya yang datang. Ia dilarikan ke rumah sakit tapi tak tertolong dan meninggal dunia.

Perubahan iklim diduga berada di balik gelombang panas yang makin sering menerpa dan membuat warga di kota terpanas ini menderita. "Kami takut bahwa dalam beberapa tahun lagi, Jacobabad tidak bisa lagi ditinggali oleh manusia dan binatang," kata aktivis sosial setempat, Mohammad Shaaban.

Saksikan juga: Legalisasi Ganja Medis Demi Sang Buah Hati

[Gambas:Video 20detik]



(fyk/fay)