Riset: Tak Bisa Berdiri Seimbang Satu Kaki Berisiko Cepat Mati
Hide Ads

Riset: Tak Bisa Berdiri Seimbang Satu Kaki Berisiko Cepat Mati

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 22 Jun 2022 13:43 WIB
Ilustrasi yoga
Studi: Tak Bisa Seimbang Berdiri di Satu Kaki Berisiko Cepat Mati (Foto: 9News)
Jakarta -

Sebuah tes keseimbangan sederhana selama 10 detik untuk orang berusia lebih dari 50 tahun, mengungkap peluang risiko lebih cepat meninggal terkait dengan kondisi kesehatan.

Penelitian oleh tim ilmuwan dari University of Sydney di Australia menyebutkan, ketidakmampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 10 detik menunjukkan risiko kematian lebih awal dibandingkan mereka yang bisa melakukannya dengan seimbang.

Dikutip dari 9News, Rabu (22/6/2022) penulis riset mengusulkan tes kesehatan ini menjadi bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin untuk orang dewasa di atas 50 tahun. Peserta diminta meletakkan salah satu kaki mereka di depan kaki lainnya, lengan berada di samping, dan pandangan tetap lurus ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti mengambil sampel dari 1.702 peserta berusia 51-75 tahun, di mana dua pertiganya adalah laki-laki. Sekitar satu dari lima orang, atau 348 dari mereka dalam kelompok tersebut, gagal dalam tes.

Secara umum, mereka yang gagal melakukan tes ini memiliki kondisi kesehatan lebih buruk, proporsi obesitas lebih tinggi, serta dikategorikan memiliki penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan profil lemak darah yang tidak sehat.

ADVERTISEMENT

"Diabetes tipe 2 tiga kali lebih umum ada pada orang yang gagal melakukan tes ini," tulis kata studi peer-review yang diterbitkan di British Journal of Sports Medicine ini.

Setelah memperhitungkan usia, jenis kelamin, dan kondisi yang mendasarinya, para peneliti menemukan ketidakmampuan untuk berdiri tanpa penyangga dengan satu kaki selama 10 detik dikaitkan dengan 84% peningkatan risiko kematian dari penyebab apa pun dalam dekade berikutnya.

Para peneliti memantau peserta selama rata-rata tujuh tahun, dan mencatat 123 orang meninggal karena penyebab termasuk kanker (32%), penyakit kardiovaskular (30%), penyakit pernapasan (9%) dan komplikasi COVID-19 (7%).

"Proporsi kematian di antara mereka yang gagal dalam tes keseimbangan, secara signifikan lebih tinggi, kata para peneliti, pada 17,5% vs 4,5%," kata peneliti.

Menurut studi yang dilakukan bersama dengan Clinimex Medicina do Exercicio di Brasil, proporsi orang yang tidak dapat berdiri dengan satu kaki selama 10 detik hampir 5% di antara mereka yang berusia 51-55 tahun, 8% untuk 56-60, hanya di bawah 18% dalam kisaran 61-65 dan hampir 37% untuk usia 66-70.

"Lebih dari separuh usia 71-75 tidak dapat menyelesaikan tes, yang berarti orang-orang dalam kelompok usia ini 11 kali lebih mungkin gagal dibandingkan dengan mereka yang 20 tahun lebih muda," sebut mereka.

Tak seperti kebugaran aerobik dan kekuatan serta kelenturan otot, kemampuan keseimbangan cenderung cukup terjaga sampai dekade keenam kehidupan.

"Namun, begitu seseorang mencapai usia 50 tahun, keseimbangan mereka mulai berkurang secara relatif cepat. Meskipun terjadi penurunan ini, penilaian keseimbangan tidak secara rutin dimasukkan dalam pemeriksaan kesehatan pria dan wanita paruh baya dan lebih tua," kata peneliti.

Mereka percaya, hal itu mungkin dikarenakan tidak ada tes standar untuk keseimbangan dan diperparah oleh kurangnya data yang menghubungkan penilaian kemampuan keseimbangan dengan hasil klinis selain insiden jatuh.

Para peneliti menyimpulkan bahwa tes keseimbangan 10 detik memberikan umpan balik yang cepat dan objektif untuk pasien dan profesional kesehatan mengenai keseimbangan statis. Tes tersebut, kata mereka, menambahkan informasi yang berguna mengenai risiko kematian pada pria dan wanita paruh baya dan lebih tua.




(rns/fay)