Mencekam, Astronaut Saksikan Perang Rusia dan Ukraina dari Antariksa
Hide Ads

Mencekam, Astronaut Saksikan Perang Rusia dan Ukraina dari Antariksa

Agus Tri Haryanto - detikInet
Sabtu, 28 Mei 2022 18:05 WIB
Russian service members work on demining the territory of Azovstal steel plant during Ukraine-Russia conflict in the southern port city of Mariupol, Ukraine May 22, 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
Foto: Reuters
Jakarta -

Astronaut punya pandangan berbeda terkait perang Rusia dan Ukraina. Menyaksikan langsung dari luar angkasa, konflik kedua negara ini terlihat mencekam.

Ketika perang pecah pada 24 Februari, situasi menjadi sangat kontras. Saat malam, kelap-kelip lampu yang biasanya jadi penerang di kala gelap dan terlihat dari antariksa, tidak lagi tampak. Semua mendadak gelap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejadian itu dirasakan langsung astronaut Badan Antariksa Eropa (ESA) Matthias Maurer yang melihat perang Rusia dan Ukraina dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang berada di orbit dengan ketinggian 400 km dari daratan.

ADVERTISEMENT

"Ketika Anda berada di luar angkasa, Anda merasa sangat jauh pada awalnya. Pada awal perang, seluruh ngeri menjadi gelap di malam hari," ungka[ Maurer sebagaimana dilansir dari Space, Sabtu (28/5/2022).

Maurer sendiri saat ini sudah kembali ke Bumi. Pengalaman itu ia paparkan dalam sebuah wawancara dengan "Morgenmagazin".

Maurer mengatakan sulit mengenali wilayah Ukraina, selain ibu kota mereka Kyiv. Tetapi saat matahari menyinari semua menjadi jelas. Dampak perang itu dapat dilihat dengan mata telanjang dari luar angkasa.

"Terlihat jelas dengan mata telanjang dari luar angkasa. Peristiwa itu dapat dikenali dengan jelas, seperti kepulan asap besar membubung ke atas, misalnya di kota Mariupol," ucapnya.

Pasukan Rusia telah menyerang Mariupol, sebuah kota pelabuhan yang dinilai penting dan strategis yang terletak pantai selatan Ukraina. Saat perang berkecamuk, kota tersebut luluh lantak jadi medan perang Rusia dan Ukraina.

Berbicara situasi panas yang terjadi di Bumi, Maurier tidak menjelaskan apakah perang ini juga turut dibahas di luar angkasa dengan rekan kru Rusia-nya.

Bahkan, astronaut NASA Mark Vande Hei yang kembali juga ke Bumi pada 30 Maret lalu menggunakan pesawat ruang angkasa Soyuz di Kazakhstan, dihantui rumor-rumor tidak sedap.

"Saya tentu tidak pernah khawatir tentang bagaimana saya akan diperlakukan oleh program luar angkasa Rusia. Sejujurnya, interaksi kami, kemitraan kami dengan Rusia, telah menjadi salah satu alasan kami dapat mendanai program luar angkasa," pungkasnya.




(agt/fay)