Serentetan film tayang dengan tema multiverse, time travel, dan konsep ilmiah lainnya. Sebut saja sejumlah film dari Marvel, Spider-Man: No Way Home atau Dr Strange in the Multiverse ofMadness yang baru-baru ini tayangan, konsep multiverse juga diangkat.
Melihat tren film bertema fiksi ilmiah, Handhika S. Ramadhan, Ph.D, Dosen Fisika Universitas Indonesia lebih memilih melihat hal ini dari sisi positif
"Dalam science fiction, we can learn. Tanggapan saya mungkin ada positifnya, ya, film-film Hollywood mulai mengadopsi teori-teori fisika yang serius atau teori ilmiah yang serius, bahwa di situ memang ada fiksinya ya namanya juga film, kita tidak bisa berharap sebuah film itu mengadopsi teori ilmiah yang baku 100%," ujarnya di acara 'Eureka! Edisi 5: Multiverse', Senin (23/5/2022).
"Semoga itu bisa menjadi pembangkit minat, membuka awareness bagi generasi muda ketika mereka menonton film-film tersebut, tak hanya sisi hiburannya tetapi mereka juga tergelitin apa sih multiverse? Atau apa sih time travel?" lanjutnya]
Dengan tumbuhnya minat, Handhika mengharapkan terjadinya edukasi sains dan pengembangan teknologi yang terdorong dari film-film yang ada. Ia menginginkan berkat film semakin banyak mencetak SDM ahli sains di Indonesia.
Handhika sendiri merasakan dampak dari film sci-fi, di mana ia tergerak untuk mendalami ilmu fisika pada awalnya juga karena menyaksikan film fiksi ilmiah favoritnya. Film favoritnya adalah Terminator dan The Matrix.
"Saya sendiri, kalau boleh cerita, film science fiction ketika saya kecil itu menginspirasi saya tentang time travel itu Terminator, salah satunya. Itu membuat saya berpikir tentang konsep time travel dan segala konsekuensinya. Kadang absurd, kadang menarik, ada juga konsep grandfather paradox, tapi film itu cukup menggambarkan terutama dua film yang awal," ujarnya seraya tersenyum.
Kalau kamu, film apa yang paling kamu sukai? Tulis di kolom komentar ya.
Baca juga: Multiverse dan Surat Al Fatihah |
Simak Video "Kecubung Bikin Linglung"
(ask/fyk)