China bersiap menggelar misi luar angkasa baru yang dinamakan sebagai Earth 2.0. Misi ini bertujuan untuk menemukan exoplanet di luar sana yang mungkin saja dapat dihuni oleh manusia walau untuk dapat menuju ke sana adalah perkara lain.
Academy of Sciences China menyebut satelit untuk misi ini sudah dalam tahap desain final. Jika disetujui oleh pihak terkait, maka akan segera diproduksi dan targetnya diterbangkan oleh roket Long Mach pada akhir tahun 2026 mendatang.
Seperti dikutip detikINET dari Independent, Kamis (14/4/2022) satelit itu akan memiliki 7 teleskop, yang akan mengamati luar angkasa sampai kejauhan. Enam teleskop akan mengamati konstelasi Cygnus-Lyra yang sebelumnya diteliti oleh teleskop Kepler.
Teleskop China akan berusaha mencari exoplanet, sebutan untuk planet yang lokasinya berada di luar Tata Surya kita, dengan fokus memburu planet baru yang kondisinya memungkinkan untuk dihuni manusia.
"Satelit kami bisa 10 sampai 15 kali lipat lebih powerful dari teleskop Kepler dalam soal kapasitas survei antariksa," klaim Jian Ge, astronom yang memimpin misi ambisius ini.
Teleskop ini akan mendeteksi jika suatu bintang di kejauhan berubah sinarnya, yang kemungkinan karena ada exoplanet yang melintasinya. Teleskop yang berjumlah banyak itu bisa mengamati ruang yang jauh lebih luas dibanding teleskop tunggal di Kepler.
Satelit China dirancang dapat melihat 1,2 juta bintang dalam sekali pengamatan. Adapun teleskop ketujuh akan digunakan untuk mendeteksi planet yang tidak mengorbit pada bintang apapun.
Sejauh ini, ada sekitar 300 ilmuwan yang dikerahkan China untuk menggarap proyek mencari exoplanet ini. Itu belum cukup, nantinya akan ada lebih banyak lagi pakar yang direkrut.
Simak Video "Video: Indonesia Belum Punya Alat Pendeteksi Sampah Antariksa yang Jatuh ke Bumi"
(fyk/fay)