Selain menggunakan teknologi modifikasi cuaca, Indonesia mengenal tradisi pawang hujan untuk mengontrol cuaca. Beraksi di arena MotoGP Mandalika, pawang hujan menjadi viral hingga ke mancanegara.
Berbicara mengenai pawang hujan, sebagian besar hal ini memang tidak ilmiah. Namun pawang hujan merupakan bagian dari keunikan budaya Indonesia dan kini menjadi perhatian dunia.
Baca juga: Pawang Hujan MotoGP Mandalika Mendunia |
Di berbagai negara, ada banyak cara dilakukan untuk mengontrol cuaca. Upaya ini dilakukan untuk mencegah kekeringan, mencegah banjir, meningkatkan produksi pangan, hingga membersihkan atmosfer dari polusi. Dihimpun detikINET dari berbagai sumber, Senin (21/3/2022) inilah aneka teknologi pengendali cuaca:
Penyemaian awan
Teknologi modifikasi cuaca dengan penyemaian awan digunakan juga di gelaran MotoGP Mandalika. Dikutip dari situs BPPT (sekarang Pusat Sains BRIN), tujuan modifikasi cuaca umumnya untuk meningkatkan intensitas curah hujan di suatu tempat (rain enhancement) atau dapat juga digunakan untuk kondisi sebaliknya (rain reduction).
Cara ini menggunakan pesawat yang menghantarkan bahan semai berupa NaCl ke awan melalui udara. Selain itu, metode penyampaian bahan semai ke dalam awan dari darat bisa juga menggunakan wahana Ground Based Generator (GBG) dan wahana Pohon Flare untuk sistem statis.
Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC-BRIN Budi Harsoyo merespons viralnya pawang hujan di Mandalika dengan menyebutkan penerapan teknologi saintifik lah yang menghalau hujan di area MotoGP.
Ia menilai perlu memberi penjelasan kaidah saintifik teknologi modifikasi cuaca yang sejak 18 Maret-20 Maret 2022 juga beroperasi di Mandalika karena BMKG sudah memprediksikan pada periode tersebut Mandalika berpotensi diguyur cuaca ekstrem.
Budi mengatakan, teknologi modifikasi cuaca dikerahkan untuk mencegah awan yang terindikasi dari radar bergerak menuju Sirkuit Mandalika, untuk segera dijatuhkan di luar area sirkuit.
"Kami berpacu dengan awan-awan hujan yang bergerak mendekat ke Mandalika. Sebelum mereka mendekat, kami cegat. Kami jatuhkan hujannya diluar Mandalika. Ada awan tumbuh baru, segera kami terbang dan jatuhkan kembali, begitu seterusnya," kata Budi dalam keterangan tertulis.
Adapun tantangan terberatnya adalah bergulat dengan hembusan angin yang berubah arah. Selama 2 hari sebelumnya, angin bergerak dari arah tenggara menuju selatan, tapi hari ini berubah dari arah utara bergeser persis di selatan Pulau Lombok.
Untuk diketahui, memodifikasi cuaca dengan penyemaian awan telah digunakan di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, China, India, dan Rusia.
Ionizer
Uni Emirat dikenal gersang dan curah hujannya rendah. Mereka kemudian membangun ionizer raksasa yang terpasang di atas tiang-tiang baja yang dikembangkan perusahaan asal Swiss, Metro Systems Internasional.
Perangkat ini menghasilkan medan ionik besar, yaitu ion positif kembali ke Bumi, sementara ion negatif naik ke atmosfer. Saat naik, ion negatif mengumpulkan partikel debu. Titik-titik ini bertindak sebagai biji untuk pembentukan es seperti perak iodida, namun tidak memerlukan awan. Selama masih ada kelembapan sekitar 30%, cara tersebut masih bisa dilakukan, sekalipun langit cerah.
Meriam hujan es
Para petani dan pembuat anggur di Prancis sudah sejak lama menggunakan meriam hujan es. Hal ini dilakukan untuk mencoba menyelamatkan buah anggur dari kerusakan akibat badai. Setiap beberapa detik, ledakan meriam di ruang bawah tanah akan melontarkan ledakan keras ke arah langit.
Dasar dari metode ini adalah, gelombang kejut yang dihasilkan akan memecah es sebelum mencapai tanah. Sayangnya baru sedikit bukti bahwa meriam hujan es ini benar-benar berfungsi dan efektif.
Membersihkan udara
Ketika undang-undang udara bersih berlaku di Atlanta pada 1970, tidak ada yang bisa meramalkan efek langsungnya pada lingkungan. Ternyata, dampaknya luar biasa. Dalam lima tahun pertama setelah pemberlakuan RUU tersebut, emisi partikel kecil di bawah 10 mikrometer menurun hingga 40% di seluruh Atlanta. Dalam dua dekade berikutnya, curah hujan rata-rata di Atlanta melonjak hingga 10% dan tetap bertahan.
Ternyata, penyebab utamanya adalah polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik Atlanta pada tahun 50-an dan 60-an sehingga awan kurang efisien. Ukuran partikel kecil dari polusi memang sangat bagus untuk membentuk awan, namun mengerikan untuk menghasilkan curah hujan.
Simak Video "Sama Kayak Qatar, MotoGP Mandalika 2023 Rencananya Digelar Akhir Tahun"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)