Miris! Gurita Jadikan Botol Sampah Sebagai Rumah di Lautan

Miris! Gurita Jadikan Botol Sampah Sebagai Rumah di Lautan

ADVERTISEMENT

Miris! Gurita Jadikan Botol Sampah Sebagai Rumah di Lautan

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 16 Mar 2022 13:28 WIB
gurita
Foto: Science Alert
Jakarta -

Sampah yang dihasilkan manusia ada di mana-mana termasuk di lautan. Melihat banyaknya gurita menjadikan sampah sebagai tempat berlindung mereka, memperlihatkan betapa parah sampah kita mencemari lautan.

Tinjauan sistematis foto dan video bawah air dari seluruh dunia telah menghitung 24 spesies cephalopoda yang menjadikan sampah laut sebagai rumah mereka.

Selama bertahun-tahun, penyelam dan ilmuwan telah mengamati gurita bertelur di plastik atau alat tangkap yang ditinggalkan di laut. Beberapa makhluk ini bahkan ditemukan menggunakan botol kaca, pot keramik, pipa logam, kaleng berkarat, atau gelas plastik sebagai atap untuk melindungi tubuh mereka.

Dikutip dari Science Alert, Rabu (16/3/2022) para peneliti mencatat sejumlah daerah di mana turis mengumpulkan terlalu banyak kerang laut. Cephalopoda dari berbagai usia telah dipaksa untuk beradaptasi atau binasa.

Sampah laut jadi alternatif mereka untuk alat perlindungan, tetapi ini sebenarnya kondisi yang memprihatinkan. Para peneliti khawatir mengenai yang akan terjadi jika makhluk ini menjadi terlalu bergantung pada sampah manusia untuk berlindung.

guritaFoto: Science Alert

"Efek positif yang tampak juga dapat memiliki beberapa konsekuensi yang merugikan dan tidak langsung," kata para peneliti studi yang dipimpin oleh ahli biologi kelautan dari Federal University of Rio Grande di Brasil.

Beberapa sampah, misalnya, dapat membuat gurita terpapar bahan kimia beracun atau logam berat. Salah satu foto yang dikumpulkan misalnya, menunjukkan gurita menempel pada baterai yang sangat rusak. Tentu saja sampah ini masuk kategori 'yang sangat mencemari'. Tak hanya gurita, makhluk laut lainnya juga bisa terluka oleh sampah yang tajam.

Secara keseluruhan, penulis studi mengumpulkan 261 gambar bawah air dan video gurita yang berinteraksi dengan limbah laut. Sebagian besar foto dan video dikumpulkan di media sosial dengan izin dari penulis aslinya, tetapi beberapa juga disumbangkan oleh ilmuwan dan lembaga penelitian kelautan.

Para peneliti menemukan catatan interaksi gurita dengan sampah laut telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan sebagian besar catatan terjadi antara 2018 hingga 2021. Itu bisa jadi karena foto bawah air lebih mudah diambil sekarang daripada sebelumnya. Meski demikian, ini juga bisa menjadi tanda bahwa masalah sampah laut semakin parah.

guritaFoto: Science Alert

"Terlepas dari deskripsi ini, beberapa penelitian berfokus pada interaksi antara gurita dan sampah laut, dan informasi ilmiah tentang hal ini hampir tidak diperbarui selama beberapa dekade terakhir," kata para penulis .

Penelitian lebih lanjut diperlukan, tetapi tinjauan awal ini telah mengungkapkan beberapa hasil penting. Para penulis awalnya menduga plastik menjadi sampah yang paling umum digunakan gurita. Padahal, pada kenyataannya, lebih dari 40% interaksi gurita adalah dengan botol kaca, dan ini sebagian besar digunakan untuk tempat berteduh.

Kaca jauh lebih sulit pecah, tetapi juga lebih mudah tenggelam, yang bisa membuatnya lebih menarik bagi makhluk dasar laut. Plus, kaca juga mempersulit predator lapar untuk masuk dan memangsa.

Dari gambar-gambar yang didapat, para peneliti juga menyimpulkan cangkang kerang menjadi sangat langka dan sampah manusia mendominasi sehingga gurita menggunakannya.

[Gambas:Youtube]



(rns/fay)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT