Beberapa wilayah di Amerika Serikat terancam serbuan laba-laba raksasa. Laba-laba yang dinamakan sebagai Joro ini, ukurannya bisa mencapai sebesar telapak tangan manusia.
Laba-laba Joro, yang dianggap hama, selama ini terkonsentrasi di negara bagian tenggara Amerika Serikat yang lebih hangat. Namun menurut penelitian terbaru dari University of Georgia yang dipublikasikan di jurnal Physiological Entomology, laba-laba ini diprediksi segera menyambangi area yang lebih dingin.
Menurut riset ini, laba-laba besar tersebut kemungkinan akan bisa lebih bertahan di udara dingin dibandingkan spesies sejenis di genus yang sama. "Orang harus belajar berdampingan dengan mereka," kata Andy Davis, salah satu periset.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dikutip detikINET dari USA Today, Jumat (11/3/2022) laba-laba yang dominan berwarna kuning ini, pertama kali ditemukan di Georgia pada tahun 2013. Sampai saat ini, belum ada jawaban jelas bagaimana bisa sampai ke AS, mungkin tak sengaja terbawa di kontainer kapal.
Hampir 10 tahun berlalu, populasi sang laba-laba raksasa pun bertambah besar di Negeri Paman Sam. Saat diteliti, laba-laba ini cukup mampu bertahan di udara dingin. "Jelas bahwa laba-laba Joro ini lebih cocok di lingkungan lebih dingin dibanding kerabatnya," sebut studi ini.
Manusia juga berperan penting dalam perpindahan binatang ini, karena bisa 'menumpang' kendaraan misalnya. Namun meskipun populasinya makin banyak, orang-orang tidak perlu terlampau khawatir.
Pasalnya, meskipun memang laba-laba besar ini terlihat menakutkan dan beracun, mereka tidak akan menggigit manusia kecuali dalam kondisi terdesak. Selain itu, gigitannya tidak melukai kulit.
Jika berjumpa dengan laba-laba ini, disarankan membiarkannya saja. "Tidak ada alasan untuk memberantasnya dengan aktif. Manusia adalah alasan kenapa mereka menginvasi, jadi jangan salahkan laba-laba raksasa ini," sebut ilmuwan.
(fyk/fay)