Indonesia beberapa kali diguncang gempa bumi. Sebagai negara yang berada di 'ring of fire', Indonesia termasuk yang rentan mengalami gempa. Tetapi, apakah gempa bumi bisa diprediksi kapan datangnya?
Melansir Scientific American, gempa bumi termasuk hal yang belum bisa diprediksi. Bahkan US Geological Survey (USGSP menuliskan peringatan terkait prakiraan gempa.
"Baik USGS atau ilmuwan lainnya tidak pernah memprediksi gempa bumi besar. Kami tidak tahu bagaimana dan kami tidak berharap akan ada prediksi di masa depan," tulis mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu mengapa gempa bumi tidak dapat diprediksi, sementara bencana lain seperti banjir, tornado dan badai masih bisa diperkirakan walau dengan perhitungan akurasi yang berbeda? Ada baiknya untuk mengetahui soal gempa bumi terlebih dahulu.
Baca juga: 5 Gempa Terbesar di Dunia, Ada Indonesia |
Bagaimana gempa bumi tektonik terjadi?
Pemahaman kita tentang apa yang membuat gempa bumi terjadi didasarkan pada teori lempeng tektonik, atau gagasan bahwa kerak luar bumi terdiri dari lempengan-lempengan batu yang dapat bergerak. Lempeng-lempeng ini dapat bergeser di atas lapisan dalam yang berbatu namun lebih lunak di bawahnya, yang disebut mantel bumi, yang berada di atas bahan cair inti bumi.
Teori tektonik lempeng modern kita baru ada sejak 1950-an dan diperkirakan ada sembilan lempeng utama. Di sepanjang batas masing-masing lempeng ini terdapat banyak garis patahan, di mana sebagian besar gempa bumi di planet ini diketahui terjadi.
Kadang-kadang selama pergeseran relatif, lempeng tektonik saling bertabrakan satu sama lain. Begitu bagian dalam bergerak bertabrakan, ada energi yang terpancar dalam gelombang melalui permukaan berbatu Bumi. Gelombang-gelombang ini mengguncang tanah saat mereka bergerak melewatinya, dan gempa bumi terjadi.
Tantangan memprediksi gempa
Prediksi gempa yang efektif mencakup empat komponen: tanggal, waktu, lokasi, dan besarnya gempa. Namun, sulit untuk melihat tanda-tanda yang ditunjukan alam dan menarik kesimpulan adanya hubungan tanda-tanda itu dengan gempa.
Kadang-kadang peristiwa gempa juga terjadi tanpa gempa bumi susulan. Gempa bumi berasal beberapa km di bawah permukaan bumi sehingga tentu saja ada kemungkinan indikator lainnya yang bisa menjadi tanda, tetapi kita tidak dapat dengan mudah mendeteksinya di sini, di permukaan Bumi. Apalagi, kita juga belum tahu apa yang harus kita amati di bawah sana.
Kesulitan lain dalam prediksi gempa adalah membedakan gempa bumi kecil (yang juga sulit ditebak kapan datangnya) dan gempa bumi major. Belum ada cara sederhana untuk menguraikan apakah tanda peringatan dini adalah pertanda gempa besar yang merusak atau hanya gempa kecil.
(ask/ask)