Roket SpaceX Akan Tabrak Bulan, Apa Dampaknya?
Hide Ads

Roket SpaceX Akan Tabrak Bulan, Apa Dampaknya?

Virgina Maulita Putri - detikInet
Jumat, 28 Jan 2022 05:46 WIB
A SpaceX Falcon 9, with NASA astronauts Doug Hurley and Bob Behnken in the Crew Dragon capsule, lifts off from Pad 39-A at the Kennedy Space Center in Cape Canaveral, Fla., Saturday, May 30, 2020. The two astronauts are on the SpaceX test flight to the International Space Station. For the first time in nearly a decade, astronauts blasted towards orbit aboard an American rocket from American soil, a first for a private company. (AP Photo/David J. Phillip)
Roket SpaceX Akan Tabrak Bulan Setelah 7 Tahun Terombang-ambing Foto: AP/David J. Phillip
Jakarta -

Roket Falcon 9 milik SpaceX akan menabrak Bulan setelah menghabiskan tujuh tahun terombang-ambing di luar angkasa. Roket itu pertama kali diluncurkan dari Florida pada Februari 2015 untuk membawa satelit cuaca luar angkasa.

Satelit yang dibawa roket itu adalah Deep Space Climate Observatory (DSCOVR), proyek bersama National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan NASA. DSCOVR memantau cuaca di luar angkasa dari titik Lagrange 1, sekitar 1,5 juta km dari Bumi ke arah matahari.

Bagian roket yang akan menabrak Bulan adalah second stage, yang memisahkan dari booster untuk membawa muatan ke posisinya. Saat ini posisi roket tersebut sudah terlalu jauh dan tidak memiliki bahan bakar cukup untuk kembali ke Bumi, tapi juga tidak memiliki energi untuk keluar dari gravitasi Bumi dan Bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi roket itu telah mengikuti orbit yang agak kacau sejak Februari 2015," kata ahli meteorologi Eric Berger, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (28/1/2022).

Menurut data Bill Gray, pengamat luar angkasa dan pembuat software yang melacak objek luar angkasa, bagian roket seberat empat ton itu akan menabrak Bulan dengan kecepatan 2,58 km/detik. Roket itu diprediksi akan jatuh di sisi terjauh Bulan pada 4 Maret 2022 mendatang.

ADVERTISEMENT

Lokasi tabrakan roket SpaceX yang pasti masih sulit ditentukan karena berbagai faktor. Terkait apakah tabrakan roket ini akan bisa diamati dari Bumi, Gray mengatakan kemungkinan besar tidak akan bisa.

"Sebagian besar Bulan menutupi, dan bahkan jika roket berada di sisi dekat, tabrakannya terjadi beberapa hari setelah Bulan Baru," kata Gray.

Jonathan McDowell, ahli astrofisika dari Harvard University, mengonfirmasi fenomena unik ini. McDowell mengatakan tabrakan ini memang menarik tapi bukan masalah besar dari sisi dampaknya.

Meski begitu, pengamat luar angkasa meyakini tabrakan ini akan menyediakan banyak data berharga. Dampak dari tabrakan ini kemungkinan besar akan menciptakan kawah baru di permukaan Bulan.

Karena itu penting untuk mengetahui lokasi dan jadwal tabrakan yang pasti, agar peristiwa unik ini bisa diamati oleh wahana antariksa yang mengorbit Bulan seperti Lunar Reconnaisance Orbiter milik NASA dan Chandrayaan 2 milik India.

Ini pertama kalinya roket SpaceX menabrak Bulan, tapi bukan pertama kalinya objek buatan manusia menabrak satelit alami Bumi itu. Pada tahun 2019, wahana antariksa Beresheet milik Israel jatuh bebas saat mencoba mendarat di Bulan.




(vmp/fay)