Ilmuwan Peringatkan Alien Bisa Numpang Pesawat Antariksa ke Bumi

Rachmatunnisa - detikInet
Senin, 27 Des 2021 05:48 WIB
Jakarta -

Organisme asing atau alien bisa menumpang di pesawat ruang angkasa yang ditumpangi astronaut dan mencemari Bumi, demikian para ilmuwan memperingatkan.

Mereka menyebutkan, maraknya eksplorasi ruang angkasa ikut meningkatkan kemungkinan organisme asing menyerang Bumi, dan organisme berbasis Bumi menyerang planet lain.

Para peneliti merujuk pada catatan manusia tentang perpindahan spesies ke lingkungan baru di Bumi, di mana organisme tersebut dapat menjadi invasif dan membahayakan spesies asli.

Dalam jurnal ilmiah BioScience mereka mengatakan, perilaku seperti itu menunjukkan hal yang sama yang bisa terjadi dengan kehidupan alien dari planet lain yang mencemari Bumi dan sebaliknya.

"Pencarian kehidupan di luar dunia kita adalah upaya menarik yang dapat menghasilkan penemuan besar dalam waktu yang tidak terlalu lama," kata penulis utama studi Anthony Ricciardi, profesor biologi invasi di McGill University di Montreal, Kanada.

"Namun, dalam menghadapi misi luar angkasa yang meningkat, termasuk yang dimaksudkan untuk mengembalikan sampel ke Bumi, sangat penting untuk mengurangi risiko kontaminasi biologis di kedua arah," jelasnya seperti dikutip dari Live Science.

Ricciardi dan rekan-rekannya menggunakan makalah tersebut untuk menyerukan studi yang lebih kolaboratif antara ahli astrobiologi yang mencari kehidupan di luar Bumi dan ahli biologi invasi yang mempelajari spesies invasif di Bumi.

"Kami hanya bisa berspekulasi tentang jenis organisme apa yang mungkin ditemui jika ahli astrobiologi menemukan kehidupan. Bentuk kehidupan yang paling masuk akal adalah mikroba dan mungkin menyerupai bakteri," kata Ricciardi.

Risiko kontaminasi antarplanet

Para ilmuwan menganggap risiko kontaminasi antarplanet sangat rendah, sebagian karena kondisi luar angkasa yang keras mempersulit organisme yang menumpang untuk bertahan hidup di luar pesawat ruang angkasa manusia.

Namun, menurut Ricciardi, kita masih harus berhati-hati terhadap kontaminasi antarplanet berdasarkan dampak negatif yang dimiliki spesies invasif di Bumi.

Manusia telah merusak ekosistem di seluruh dunia dengan membiarkan organisme menyerang lingkungan baru yang tidak akan pernah mereka capai secara alami.

Misalnya, jamur dari Amerika Selatan yang disebut Austrouccinia psidii diperkenalkan ke Australia dalam keadaan yang tidak diketahui dan mengambil alih pohon eucalyptus asli negara itu, menghambat pertumbuhannya, dan terkadang membunuhnya.

Para peneliti mencatat bahwa ekosistem pulau yang berkembang dalam isolasi geografis, seperti di pulau-pulau dan di negara-negara seperti Australia, sangat rentan terhadap spesies invasif, karena satwa liar asli di tempat-tempat itu belum mengembangkan adaptasi untuk menghadapi "penjajah" tersebut.

"Invasi biologis sering menghancurkan tanaman dan hewan dalam sistem ini. Kami berpendapat bahwa planet dan Bulan yang berpotensi mengandung kehidupan harus diperlakukan seolah-olah mereka adalah sistem pulau," " kata Ricciardi.

Untuk bukti kontaminasi antarplanet, para peneliti mencontohkan peristiwa pesawat ruang angkasa Beresheet Israel yang menabrak Bulan pada 2019 saat membawa ribuan tardigrade, hewan mikroskopis yang dapat bertahan hidup dalam kondisi ekstrem, termasuk ruang hampa udara.

Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Astrobiology menyimpulkan bahwa makhluk-makhluk itu mungkin tidak akan selamat dari dampak tabrakan Bulan, tetapi insiden itu menunjukkan adanya potensi tumpahan biologis.

Badan antariksa seperti NASA telah lama menyadari potensi risiko kontaminasi biologis, dan kebijakan perlindungan planet telah ada sejak 1960-an.

"Namun, risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya ditimbulkan oleh era baru eksplorasi ruang angkasa, yang ditujukan untuk menargetkan area yang kemungkinan besar mengandung kehidupan," kata Ricciardi.

Ini termasuk peningkatan eksplorasi ruang angkasa oleh pihak swasta seperti SpaceX yang membuat ruang angkasa lebih mudah diakses. SpaceX, misalnya, bertujuan untuk melakukan perjalanan ke Mars dan sekitarnya dengan program SpaceX Starship-nya .

Para peneliti menyarankan peningkatan protokol biosekuriti yang terkait dengan perjalanan ruang angkasa, dengan fokus pada deteksi dini kontaminan biologis potensial dan mengembangkan rencana untuk respons cepat terhadap deteksi semacam itu.


"Planet dan Bulan selalu bertukar materi melalui meteorit, tetapi eksplorasi ruang angkasa manusia dapat mempercepat kontaminasi," kata Jennifer Wadsworth, ahli astrobiologi di Lucerne University of Applied Sciences and Arts di Swiss yang tidak terlibat dalam makalah tersebut.

"Garis antara eksplorasi dan konservasi tipis. Yang satu tidak boleh ditinggalkan dengan mengorbankan yang lain, tetapi keduanya membutuhkan pertimbangan yang cermat dan, yang paling penting, kepatuhan," tegasnya.




(rns/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork