Bulan seharusnya dipertimbangkan menjadi bagian dari planet menurut sekelompok tim peneliti. Alasan di balik pernyataannya pun menarik perhatian sejumlah orang termasuk ahli lainnya mengapa ia bisa sampai ke kesimpulan tersebut.
The International Astronomical Union (IAU) memiliki pengertian 'planet' yang sangat ketat. Menurut definisi yang sudah disusun, diubah, dan disepakati pada Agustus 2006, sebuah benda astronomi secara resmi merupakan sebuah planet jika ia: Mengorbit Matahari, Memiliki massa yang cukup untuk berbentuk bola, dan orbitnya bersih.
Dari aturan yang ketat ini, hanya ada delapan planet yang diakui di Tata Surya yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Pluto yang tadinya masuk, ditendang keluar, dan menjadi kontroversi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dipimpin oleh ilmuwan planet Phillip Metzger dari University of Central Florida, para peneliti mendesak agar ketiga kriteria itu secara khusus dibatalkan, dan definisi sebuah planet disederhanakan. Ia mengatakan sebuah benda bisa dikatakan planet cukup dengan fakta bahwa benda itu aktif atau pernah aktif secara geologis.
Dengan begitu, aturan ini akan menempatkan banyak benda Tata Surya dalam kategori planet, termasuk Bulan Bumi dan banyak bulan lainnya, planet kerdil, dan bahkan asteroid. Alasannya, fakta bahwa bentuk benda-benda ini cukup mirip sehingga mereka dapat dikelompokkan bersama.
"Ini seperti mendefinisikan 'mamalia'," kata Metzger.
"Mereka adalah mamalia apakah mereka hidup di darat atau di laut. Ini bukan tentang lokasi mereka. Ini tentang karakteristik intrinsik yang membuat mereka seperti apa yang ada," sambungnya.
Selama periode lima tahun, tim melakukan tinjauan mendalam dari 400 tahun terakhir literatur ilmiah tentang planet. Mereka menemukan bahwa, secara bertahap dari waktu ke waktu, definisi yang ditetapkan oleh Galileo pada tahun 1630-an telah banyak berubah.
Planet, menurut Galileo, adalah objek yang terbuat dari unsur-unsur yang berubah seiring waktu, seperti halnya Bumi. Juga, seperti yang ditafsirkan oleh para peneliti, mereka aktif secara geologis. Mereka juga mengutip argumen Galileo bahwa planet memantulkan sinar matahari, daripada menghasilkan cahayanya sendiri.
Definisi ini digunakan sampai abad ke-20. Ketika Pluto ditemukan pada tahun 1930, ia dikategorikan sebagai planet. Tetapi antara tahun 1910 dan 1950-an, para peneliti menemukan bahwa ada penurunan minat pada ilmu planet, setidaknya sejauh literatur berjalan, jumlah makalah yang diterbitkan saat ini berkurang.
"Ini mungkin tampak seperti perubahan kecil, tapi itu merusak ide sentral tentang planet yang diturunkan dari Galileo," ucap Metzger.
"Planet tidak lagi ditentukan berdasarkan kompleks, dengan geologi aktif dan potensi kehidupan dan peradaban. Sebaliknya, mereka didefinisikan berdasarkan sederhana, mengikuti jalur ideal tertentu di sekitar Matahari," tutupnya.
Melansir Science Alert, makalah ini telah dipublikasikan di Icarus, dan data tambahan dipublikasikan secara online secara lengkap di situs web Metzger.
(ask/rns)