Fosil Kepiting 100 Juta Tahun Ditemukan Utuh, Begini Bentuknya
Hide Ads

Fosil Kepiting 100 Juta Tahun Ditemukan Utuh, Begini Bentuknya

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 21 Okt 2021 19:38 WIB
hewan purba
Getah tersebut menjaga insang kepiting yang sangat halus tetap dalam kondisi sempurna (Foto Lida Xing)
Jakarta -

Ilmuwan menemukan kepiting pertama dari zaman dinosaurus yang terawetkan dengan baik dalam damar atau getah. Krustasea bernama Cretapsara athanata ini berusia sekitar 100 juta tahun dan masih dalam kondisi prima, dengan anatomi insangnya yang masih utuh.

Karena keutuhannya yang sempurna, seperti dikutip dari IFL Science, Kamis (21/10/2021) fosil ini jadi penemuan luar biasa yang akan menghadirkan sejumlah wawasan menarik yang menyoroti bagaimana kepiting darat menyimpang dari para 'sepupu' mereka sebelumnya yang hidup di laut.

Insang kepiting sangat halus, karenanya sulit terawetkan hingga jutaan tahun. Namun pada peneliti terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances ini, diketahui bahwa insang fosil C athnata dalam kondisi sangat baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Struktur mereka menunjukkan bahwa pada masanya, kepiting ini menikmati gaya hidup amfibi atau penghuni air, menjadikannya berevolusi dari nenek moyangnya yang tinggal di darat.

Ini menarik, karena akan menunjukkan bahwa kepiting sejati sudah ada di habitat air tawar pada awal zaman Kapur Akhir, jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya, dan pada gilirannya menutup celah dalam catatan fosil yang jarang sekitar 50 juta tahun.

ADVERTISEMENT

"Cretapsara athanata tampaknya mewakili kepiting non-laut tertua dalam catatan, menjembatani kesenjangan antara prediksi waktu molekuler pemisahan kepiting non-laut (130 juta tahun lalu) dan catatan fosil mereka yang jauh lebih muda (75-50 juta tahun yang lalu)," kata penulis studi Dr Javier Luque dikutip dari IFL Science.

hewan purbaRekonstruksi artistik Cretapsara athanata. Ilustrasi: Franz Anthony/Javier Luque/Harvard University

"Ini juga memberi tahu kita bahwa kepiting sejati telah menaklukkan habitat non-laut secara mandiri lebih dari puluhan kali sejak pertengahan zaman Kapur," sambungnya.

Luque dan timnya tertarik untuk mempelajari mekanisme menarik di balik karsinasi alias fenomena evolusi yang aneh di mana begitu banyak hal memutuskan hewan ini berubah menjadi kepiting seperti sekarang.

"Kami ingin mempelajari lebih dalam mengapa hal-hal terus berevolusi menjadi kepiting, untuk menyelidiki transisi mereka dari laut ke darat dan air tawar, dan evolusi dan diversifikasi mereka dari waktu ke waktu yang mengarah ke bentuk modern yang terlihat saat ini," jelas Luque.

Untuk itu Luque dan timnya membangun silsilah kehidupan kepiting yang paling lengkap, sebagai bagian dari proyek yang didanai oleh National Science Foundation dengan tim dari Florida International University dan Harvard University.




(rns/fay)