Peringatan Dini BMKG: La Nina dan Risiko Bencana Cuaca Akhir Tahun
Hide Ads

Peringatan Dini BMKG: La Nina dan Risiko Bencana Cuaca Akhir Tahun

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 21 Okt 2021 13:16 WIB
Fenomena La Nina memajukan musim hujan di wilayah Indonesia jadi lebih awal yakni mulai Oktober 2021. Kondisi ini akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan.
Peringatan Dini BMKG: La-Nina dan Risiko Bencana Cuaca Akhir Tahun (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan Peringatan Dini untuk waspada datangnya La Nina menjelang akhir tahun ini.

Berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada Dasarian I Oktober 2021.

"Kondisi ini berpotensi untuk terus berkembang dan kita harus segera bersiap menyambut kemunculan La Nina 2021/2022 yang diprakirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang, setidaknya hingga Februari 2022," ujarnya seperti dikutip dari situs resmi BMKG, Kamis (21/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan kejadian La Nina tahun 2020, hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November-Desember-Januari terutama di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan.

Maka, La Nina tahun ini diprediksi relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20-70% di atas normalnya.

ADVERTISEMENT

"Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut, perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi," Dwikorita mengingatkan.

Pemerintah daerah, masyarakat, dan semua pihak terkait dengan pengelolaan sumber daya air dan pengurangan risiko bencana yang berada di wilayah yang berpotensi terdampak La-Nina diminta bersiap segera untuk melakukan langkah pencegahan dan mitigasi terhadap peningkatan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung ataupun terjadinya badai tropis.

Plt. Deputi Bidang Klimatologi Urip Haryoko menambahkan, berdasarkan hasil pengamatan data dari jejaring stasiun pengamatan hujan BMKG di seluruh wilayah Indonesia hingga Dasarian I (sepuluh hari pertama) Oktober 2021, hasil monitoring perkembangan musim hujan tahun 2021/2022 memperlihatkan 19,3% wilayah zona musim di Indonesia telah memasuki musim hujan.

Beberapa zona musim Indonesia yang telah mengalami musim hujan tersebut meliputi wilayah Aceh bagian tengah, Sumatra Utara, sebagian besar Riau, Sumatra Barat, Jambi, sebagian besar Sumatra Selatan, Lampung bagian barat, Banten bagian timur, Jawa Barat bagian selatan, Jawa Tengah bagian barat, sebagian kecil Jawa Timur bagian selatan, sebagian Bali, Kalimantan Utara, sebagian besar Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan bagian selatan dan timur, Kalimantan tengah bagian timur, Pulau Taliabu, dan Pulau Seram bagian selatan.

Hal ini menunjukkan kesesuaian dengan prediksi prakiraan awal musim hujan 2021/2022 BMKG sebagaimana disampaikan sebelumnya oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual di bulan Agustus (26/8), bahwa awal musim hujan di wilayah Indonesia, akan maju lebih dini mulai Oktober.

Halaman selanjutnya: Waspada memasuki musim hujan >>>

Memasuki musim hujan

BMKG juga telah memprakirakan bahwa sebagian wilayah Indonesia yang akan memasuki periode Musim Hujan mulai Oktober ini, meliputi wilayah Aceh bagian timur, Riau bagian tenggara, Jambi bagian barat, Sumatra Selatan bagian tenggara, Bangka Belitung, Banten bagian barat, Jawa Barat bagian tengah, Jawa Tengah bagian barat dan tengah, sebagian DI Yogyakarta dan sebagian kecil Jawa Timur, Kalimantan Tengah bagian timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

Sedangkan beberapa wilayah Indonesia lainnya, akan memasuki musim hujan pada bulan November hingga Desember 2021 secara bertahap dalam waktu yang tidak bersamaan. Secara umum, sampai dengan bulan November 2021 nanti, diprakirakan 87,7% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Kemudian pada akhir bulan Desember 2021, BMKG memprakirakan 96,8% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.

Perlu dicermati juga bagi beberapa wilayah di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi Selatan, di bulan Oktober ini merupakan wilayah yang sedang mengalami periode transisi atau peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan.

Pada periode peralihan musim ini, perlu diwaspadai fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul, seperti hujan lebat, angin puting beliung, hingga angin kencang. Meskipun periodenya singkat, fenomena tersebut sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.

Selain wilayah-wilayah yang langganan atau berpotensi banjir dan longsor, kewaspadaan lebih dalam menghadapi musim hujan juga diperlukan pada periode puncak musim hujan yang diprediksi akan dominan terjadi Januari dan Februari 2022.



Simak Video "Video: Kata Kepala BMKG soal Banyaknya Bencana Hidrometeorologi Belakangan Ini"
[Gambas:Video 20detik]