Ilmuwan Temukan 27 Spesies Baru di Laut Indonesia, Ada Kecoak Laut
Hide Ads

Ilmuwan Temukan 27 Spesies Baru di Laut Indonesia, Ada Kecoak Laut

Rachmatunnisa - detikInet
Senin, 04 Okt 2021 16:01 WIB
peneliti BRIN
Cacing hingga Kecoak Laut, Peneliti Temukan 27 Spesies Baru di Perairan Indonesia. Foto: BRIN
Jakarta -

Lautan Indonesia sungguh kaya dan masih menyimpan banyak kejutan untuk ilmuwan. BRIN menemukan 27 spesies baru.

Ekspedisi Keanekaragaman Hayati SJADES (South Java Deep-Sea) yang dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menemukan spesies baru. Total ada 27 spesies baru yang ditemukan.

Ekspedisi yang dilakukan tanggal 23 Maret - 5 April 2018 di perairan dalam Selat Sunda dan Barat Daya Jawa ini merupakan kegiatan gabungan antara Indonesia dan Singapura yang dipimpin oleh Prof Dr Dwi Listyo Rahayu, peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN, bersama Peter Ng, peneliti dari National University of Singapura (NUS). Mereka didukung oleh tim peneliti dan staf pendukung dari kedua negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekspedisi yang mengumpulkan sampel biologis total dari 63 stasiun di kedalaman melebihi 2.000 m itu, hingga saat ini dilaporkan telah menghasilkan 36 makalah teknis yang sudah diterbitkan.

"Kami berhasil menemukan satu genus baru, 27 spesies baru dan lebih dari 260 rekor baru untuk Indonesia," papar Dwi Listyo Rahayu dikutip dari siaran pers BRIN, Senin (4/10).

ADVERTISEMENT
peneliti BRINProf. Dr. Dwi Listyo Rahayu. Foto: BRIN

Lebih dari 12.000 spesimen dari 8.000 spesies berhasil dikumpulkan, terdiri dari 1.000 spesies Ikan, 940 spesies Udang, 450 spesies Kepiting, dan 430 spesies Squat Lobster. Selain itu, ada 3.600 spesies Kerang, 3.200 spesies Bintang Laut dan Bulu Babi, 900 spesies Cacing Laut, serta 700 spesies Hermit Crabs.

Menurut Dwi, pemilihan Jawa Barat Daya sebagai lokasi ekspedisi akan membantu memperbaiki bias pengambilan sampel historis di timur Garis Weber, dan menghasilkan baseline informasi keanekaragaman hayati untuk perairan yang lebih dalam di lepas pantai barat daya Jawa.

"Hal ini penting tidak hanya untuk ilmu kelautan secara umum dan pengetahuan kita tentang laut dalam, tetapi juga untuk memahami keanekaragaman hayati perairan dalam di selatan Jawa, dan Indonesia, serta memungkinkan negara untuk mengelola sumber daya yang tersedia di sana dengan lebih optimal," tambah Dwi.

peneliti BRINFoto: BRIN

Ekspedisi SJADES melibatkan 31 peneliti dan staf pendukung dari Indonesia dan Singapura. Termasuk di dalamnya empat ilmuwan dari Prancis dan Taiwan yang diundang secara khusus untuk bergabung dalam ekspedisi. Mereka adalah Prof Bertrand Richer de Forges, Prof Chan Tin-Yam, Dr Lin Chia-Wei, dan Dr Yang Chien-Hui.

"Prof Richer de Forges telah memimpin puluhan kapal pesiar dan berpartisipasi dalam ratusan ekspedisi laut dalam selama 40 tahun terakhir di seluruh Indo-Pasifik. Pengalaman serta keahliannya sangat berguna selama pelayaran. Sedangkan Prof Chan dan timnya telah menjadi bagian dari banyak ekspedisi Prancis selama satu dekade terakhir. Prof Chan juga merupakan salah satu ahli biologi utama Taiwan untuk program laut dalam," jelas Dwi.

Dalam ekspedisi tersebut, Indonesia melibatkan satu orang ahli geologi untuk membantu pemetaan, serta satu perwakilan dari TNI Angkatan Laut untuk mendukung keamanan selama ekspedisi berlangsung. Hasil ekspedisi SJADES telah dipublikasikan dalam Journal Raffles Bulletin of Zoology Supplement No. 36 yang terbit pada 6 Agustus 2021.

peneliti BRINFoto: BRIN

Dwi menambahkan, di tahun ini, dirilis publikasi untuk spesies berikut:

  • Annelida (Polychaeta) (1 taxon)
  • Cacing; Mollusca (Bivalvia) (1 taxon)
  • Kerang; Crustacea (Isopoda) (1 taxon)
  • Kecoak laut; Crustasea-Kelomang (2 taxa)
  • Crustacea-Kepiting (8 taxa)
  • Crustacea (Tanaidacea) (3 taxa) krustasea

"Sebelumnya di Tahun 2019-2020, publikasi yang terbit Pisces (2 taxa) - Ikan; Echinodermata (Asteroidea) (2 taxa) - Bintang Laut; Udang/lobster; Crustacea (Isopoda) (1 taxa) - Kecoak laut dan Kepiting," pungkas Dwi.




(rns/rns)