Perseverance Temukan Bukti Ada Kehidupan Mars Zaman Purba
Hide Ads

Perseverance Temukan Bukti Ada Kehidupan Mars Zaman Purba

Rachmatunnisa - detikInet
Senin, 13 Sep 2021 11:44 WIB
Diambil pada 5 Maret 2021, gambar dengan warna kalibrasi dari kamera navigasi di atas rover Perseverance.
Perseverance Temukan Bukti Ada Kehidupan Mars Zaman Purba (Foto: dok NASA/JPL-Caltech)
Jakarta -

Dua sampel batuan Mars yang dikumpulkan oleh robot penjelajah Perseverance kemungkinan besar mengandung gelembung air yang menjadi bukti adanya kehidupan Mars zaman purba.

Sampel batuan yang ditemukan termasuk mineral garam, yang dapat mengungkapkan wawasan tentang iklim purba dan kelayakhunian Mars miliaran tahun yang lalu, bahkan dapat melestarikan bukti kehidupan purba, jika memang itu ada di Planet Merah tersebut.

Perseverance berhasil mengumpulkan dua sampel batuan pertamanya pada tanggal 6 dan 8 September, yang dijuluki Montdenier dan Montagnac, dari batuan yang sama bernama Rochette.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari CNN, Senin (13/9/2021) robot penjelajah itu saat ini menelusuri Kawah Jezero, sebuah situs danau kuno berusia lebih dari 3 miliar tahun yang lalu.

"Karena batuan ini memiliki potensi ilmiah yang tinggi, kami memutuskan untuk mengambil dua sampel di sini," kata Katie Stack Morgan, Deputy Project Scientist Perseverance di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, AS.

ADVERTISEMENT

Bebatuan di dalam kawah dapat memberi tahu para ilmuwan tentang aktivitas gunung berapi purba di daerah tersebut, serta apakah air hadir untuk jangka waktu yang lama, atau apakah air itu datang dan pergi saat iklim berfluktuasi. Kedua sampel batuan ini menunjukkan bahwa air tanah kemungkinan sudah lama ada di daerah tersebut.

"Sepertinya batuan pertama yang kami temukan mengungkapkan lingkungan berkelanjutan yang berpotensi layak huni. Sebuah masalah penting mengetahui bahwa air ada di sana untuk waktu yang lama," kata Ken Farley, Project Scientist untuk misi Perseverance di California Institute of Technology.

Batuan Rochette bersifat basaltik, artinya kemungkinan besar dibuat oleh aliran lava purba. Mineral kristal di dalam batuan seperti ini dapat membantu para ilmuwan mendapatkan penanggalan yang sangat akurat dan mengetahui kapan batu itu terbentuk.

Mineral garam di dalam batuan adalah hasil dari batuan yang diubah dari waktu ke waktu. Mereka bisa terbentuk ketika air tanah mengubah mineral asli di dalam batu lava atau ketika air menguap dan meninggalkan garam.

Sementara air tanah mungkin merupakan bagian dari danau yang pernah mengisi Kawah Jezero dan delta sungainya, para ilmuwan tidak dapat mengabaikan fakta bahwa air mungkin telah melewati bebatuan bahkan setelah danau mengering dan menghilang.

Tapi batu-batu itu memberi harapan bagi tim sains Perseverance bahwa air mungkin hadir cukup lama untuk menciptakan lingkungan yang layak huni di mana kehidupan mikroba purba bisa berkembang.

Kedua sampel ini adalah yang pertama dari lebih dari 30 sampel yang akan dikumpulkan oleh rover dan akhirnya dikembalikan ke Bumi dengan berbagai misi, yang disebut Mars Sample Return, pada tahun 2031.

"Apa yang kami rencanakan adalah meluncurkan beberapa misi. Satu akan menjadi pendarat pengambilan sampel yang benar-benar akan mengambil sampel dan membawanya ke orbit Mars. Lalu ada pengorbit, Earth Return Orbiter, yang akan menangkap sampel yang mengorbit ini, dan kemudian pengorbit kembali kembali ke Bumi," kata Meenakshi Wadhwa, ilmuwan utama Mars Sample Return di JPL dan Arizona State University.

Setelah kembali ke Bumi, sebagian dari sampel akan diselidiki dengan berbagai cara, sementara sisanya akan tetap disegel sehingga ilmuwan masa depan dengan teknologi yang lebih baik dapat mempelajarinya, seperti sampel bulan Apollo.

"Sampel-sampel ini memiliki nilai tinggi untuk analisis laboratorium masa depan di Bumi. Suatu hari, kita mungkin dapat mengetahui urutan dan waktu kondisi lingkungan yang diwakili oleh mineral batuan ini. Ini akan membantu menjawab pertanyaan sains gambaran besar tentang sejarah dan stabilitas air cair di Mars," kata Mitch Schulte, ilmuwan program misi di markas NASA.




(rns/fay)