Dampak perubahan iklim yang dirasakan di Bumi makin parah, dengan suhu panas yang ekstrem, badai yang lebih dahsyat, banjir besar, dan kebakaran hutan yang lebih ganas. Tapi jika kondisinya makin memburuk, apakah perubahan iklim bisa membuat manusia punah?
Ilmuwan sudah memprediksi beragam skenario buruk yang akan terjadi jika perubahan iklim tidak bisa dikendalikan. Jika hanya mempertimbangkan dampak langsung, untungnya perubahan iklim tidak akan menyebabkan kepunahan massal manusia.
"Tidak ada bukti skenario perubahan iklim yang akan membuat manusia punah," kata profesor ilmu atmosfer di Penn State University Michael Mann, seperti dikutip dari Live Science, Minggu (5/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi ada kemungkinan perubahan iklim akan mengancam ratusan juta orang, misalnya dengan membuat stok makanan dan air bersih menipis, yang berpotensi memicu keretakan di masyarakat bahkan konflik global.
Menurut Mann, temperatur global yang meningkat hingga 3 derajat Celsius bisa menyebabkan runtuhnya infrastruktur masyarakat hingga kerusuhan dan konflik. Bukan tidak mungkin kondisi di Bumi akan seperti yang ditampilkan di film distopia Hollywood.
Selain itu, runtuhnya kehidupan di masyarakat juga bisa disebabkan oleh sumber makanan yang menipis. Planet yang makin panas memiliki banyak dampak negatif, termasuk meningkatnya defisit air dan menurunkan jumlah panen.
Menurut peneliti dari Centre for the Study of Existential Risk Luke Kemp, salah satu cara perubahan iklim bisa secara langsung menyebabkan kepunahan manusia adalah gas rumah kaca yang tidak terkendali. Skenario ini terjadi kala planet menyerap lebih banyak panas dari yang dikeluarkan, sampai lautan menguap dan tidak bisa lagi menopang kehidupan.
Untungnya, ini bukan skenario perubahan iklim yang mungkin terjadi di Bumi. Untuk mencapai titik ini, planet membutuhkan kadar karbon dioksida hingga dua ribu ppm, sedangkan Bumi hanya memiliki sekitar 400 ppm. Faktor lainnya yang bisa menyebabkan skenario ini terjadi adalah keluarnya gas metana dalam jumlah sangat besar.
Kemp juga mempelajari kolapsnya peradaban kuno jutaan tahun yang lalu dan pengaruh perubahan iklim. Ia mengatakan bencana kepunahan selalu dipengaruhi beberapa faktor, tapi jika manusia terancam punah kemungkinan besar penyebabnya adalah perubahan iklim.
"Jika saya harus mengatakan, menurut saya apa kontributor terbesar potensi kepunahan manusia di masa depan? Perubahan iklim, tidak diragukan lagi," kata Kemp.
Kemp mencontohkan beberapa kejadian kepunahan massal di Bumi yang melibatkan perubahan iklim, termasuk pemanasan global di zaman Triassic-Jurassic sekitar 200 juta tahun yang lalu yang menewaskan 80% spesies. Perubahan iklim juga diprediksi memiliki peran dalam punahnya spesies saudara dekat manusia seperti Neanderthal.
Skenario terakhir yang harus dipertimbangkan adalah konflik sosial dan politik yang disebabkan oleh perubahan iklim. Kemp mengatakan jika sumber daya makin menipis akibat perubahan iklim bukan tidak mungkin akan terjadi perang besar yang mengancam eksistensi manusia.
Meski skenario di atas terbilang mengerikan untuk masa depan manusia di Bumi, ilmuwan mengatakan saat ini masih ada harapan. Ahli mengatakan umat manusia masih memiliki waktu untuk menghindari skenario terburuk akibat perubahan iklim dengan memangkas emisi gas rumah kaca secara signifikan.
"Ini bergantung kepada kita. Jika kita gagal mengurangi emisi karbon secara substansial dalam satu dekade ke depan, kita kemungkinan akan memperburuk cuaca ekstrem yang sudah berbahaya, garis pantai yang meninggi karena es yang mencair dan naiknya permukaan laut, tekanan yang lebih besar pada sumber daya yang terbatas seiring dengan pertumbuhan populasi global yang bersaing untuk mendapatkan makanan, air, dan ruang yang lebih sedikit karena dampak perubahan iklim," kata Mann.
"Jika kita bertindak dengan berani sekarang, kita dapat menghindari dampak terburuk," pungkasnya.
(vmp/vmp)