Puncak bagian selatan gunung tertinggi di Swedia, Kebnekaise, menyusut sekitar 2 meter. Itu karena gletser atau bongkahan es yang ada di situ mencair. Bisa ditebak, penyebabnya adalah pemanasan suhu yang terjadi akibat perubahan iklim.
Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, gletser di Kebnekaise massanya sudah berkurang hingga sepertiga. Menurut Bolin Centre for Climate Research, sejak pencatatan yang dilakukan tahun 1940-an, memang ketinggian gunung ini khususnya di puncak bagian selatan bisa berubah.
Biasanya puncaknya tertinggi di bulan Mei dan paling rendah di bulan September, pada saat musim panas. Namun dalam studi terkini pada 14 Agustus, puncak itu berada di posisi terendah sejak pencatatan dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketinggiannya tercatat 2.094 meter, sekitar 2 meter lebih rendah dibandingkan Agustus 2020 yang masih setinggi 2.096 meter. Diperkirakan, seperti dikutip detikINET dari Guardian, ketinggiannya akan menyusut setidaknya setengah meter lagi pada pertengahan September 2021.
"Ini adalah ketinggian terendah sejak pengukuran dimulai pada tahun 1940-an. Penyusutan puncak ini terutama dapat dijelaskan oleh naiknya temperatur udara tapi juga perubahan kondisi angin, yang berdampak pada di mana akumulasi salju di musim dingin," sebut University of Stockholm.
Di masa silam, puncak selatan Kebnekaise biasanya adalah yang paling tinggi, pernah mencapai 2.118 meter di pertengahan tahun 1990-an. Namun seiring makin banyaknya es mencair, kini yang tertinggi adalah puncak bagian utara lantaran lebih banyak bebatuannya.
Perserikatan Bangsa-bangsa belum lama ini melaporkan bahwa perubahan iklim telah mengakibatkan banyak gletser mencair dan jika tidak ditanggulangi, di masa depan akan menyebabkan kenaikan tinggi air laut. Peristiwa di Swedia ini pun menjadi salah satu contohnya.
(fyk/afr)