Sukses Terbang ke Antariksa, Orang Terkaya Sedunia Dilanda Prahara
Hide Ads

Sukses Terbang ke Antariksa, Orang Terkaya Sedunia Dilanda Prahara

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 23 Agu 2021 19:20 WIB
Blue Origin Jeff Bezos
Jeff Bezos kedua dari kiri. Foto: AP
Jakarta -

Blue Origin seharusnya sedang dalam masa menyenangkan setelah pemiliknya, Jeff Bezos, baru-baru ini melesat ke antariksa bersama 3 orang lainnya. Namun demikian, justru ada beberapa prahara besar yang menimpa perusahaan pesawat luar angkasa tersebut.

Salah satunya menarik banyak pemberitaan, yaitu Jeff Bezos tidak terima kalah tender dari SpaceX untuk membuat sistem pendaratan astronaut di Bulan untuk NASA. Bezos awalnya berusaha dengan cara damai agar tetap dilibatkan, yaitu mengiming-imingi NASA dengan bantuan uang.

Dikutip detikINET dari Independent, Senin (23/8/2021) Bezos menawarkan uang sejumlah USD 2 miliar atau lebih dari Rp 28 triliun kepada NASA dan sebagai timbal baliknya, agar Blue Origin bisa dipertimbangkan kembali untuk membuat sistem pendaratan di Bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Blue Origin akan menjembatani kekurangan anggaran untuk HLS (Human Landing System) dengan membayarkan semua dana pada saat ini dan dua tahun fiskal pemerintah sampai USD 2 miliar untuk membuat program ini kembali ke jalur yang benar," tulis Jeff Bezos dalam suratnya ke administrator NASA, Bill Nelson.

Dia pun menyampaikan keunggulan sistem Blue Origin yang merupakan pengembangan sistem yang dulu mendaratkan astronaut Apollo 11. Dibandingkan SpaceX, jelas menurutnya Blue Origin lebih unggul dan lebih baik walau memang di sisi lain, biayanya lebih mahal.

ADVERTISEMENT

"Kami menciptakan sistem pendaratan Bulan abad 21 yang terinspirasi oleh arsitektur Apollo 11 yang punya banyak manfaat. Salah satu yang terpenting adalah memprioritaskan keselamatan," papar Bezos yang beberapa hari lalu melesat ke luar angkasa.

Akan tetapi NASA menolak tawaran itu. Puncaknya, Blue Origin jelas atas perintah Jeff Bezos akhirnya menggugat NASA karena kekalahan dari SpaceX. Blue Origin berargumen bahwa proses evaluasi proposal NASA melanggar hukum dan tidak tepat.

Halaman selanjutnya, gugatan Blue Origin ke NASA>>

"Blue Origin mengajukan gugatan di U.S. Court of Federal Claims dalam upaya untuk memperbaiki kekurangan dalam proses akuisisi di Human Landing System NASA," kata juru bicara Blue Origin.

Human Landing System (HLS) sendiri merupakan bagian penting dari misi Artemis NASA yang berencana mendaratkan astronaut di Bulan pada tahun 2024. HLS sendiri merupakan sistem lander yang akan mendaratkan astronaut di permukaan Bulan.

Pada bulan April, NASA memberikan kontrak HLS kepada SpaceX sebesar USD 2,9 miliar. NASA awalnya ingin memberikan kontrak kepada dua perusahaan, tapi budget mereka dipotong oleh Kongres AS sehingga akhirnya hanya dipilih satu perusahaan yaitu SpaceX.

Kegagalan itu sepertinya berbuntut panjang. Baru-baru ini, terjadi eksodus para eksekutif dan engineer senior Blue Origin, yang mungkin ada hubungannya dengan kegagalan mendapatkan tender tersebut. Sebab sebagian dari mereka mengerjakan proyeknya.

Sedikitnya 17 eksekutif dan engineer senior telah meninggalkan Blue Origin. Sebagian di antaranya resign justru setelah Bezos berhasil mengangkasa dengan roket New Shepard.

Beberapa yang mundur di antaranya New Shepard senior vice president Steve Bennett, chief of mission assurance Jeff Ashby, national security sales director Scott Jacobs, New Glenn senior director Bob Ess, New Glenn first stage senior director Tod Byquist, serta New Glenn senior finance manager Bill Scammell.

Halaman selanjutnya, sindiran Elon Musk>>

Padahal Jeff Bezos sepertinya sangat senang Blue Origin berhasil membawanya ke antariksa dan membuka jalan wisata luar angkasa. Usai melesat ke orbit Bumi, kabarnya ia memberikan bonus USD 10 ribu pada masing-masing karyawan Blue Origin. Namun eksodus tetap terjadi.

Tidak dijelaskan secara spesifik apa alasannya. Namun berdasarkan review di situs tenaga kerja Glasdoor, beberapa karyawan mengeluh bahwa ada rasa frustrasi pada manajemen serta struktur birokrasi yang lambat.

Pihak Blue Origin menganggap kejadian itu tidak berdampak besar. "Karyawan Blue Origin tumbuh 850 orang di 2020 dan 650 orang di 2021. Faktanya, SDM kami meningkat pesat dalam tiga tahun terakhir," sebut juru bicara Blue Origin. Total, Blue Origin mempekerjakan sekitar 4.000 pegawai.

Prahara yang menimpa Blue Origin berikut gugatan hukumnya sampai ke telinga sang pemilik SpaceX, Elon Musk. Elon menyindir kelakuan Bezos tersebut yang memang sering melakukan lobi-lobi. "Jika melobi dan pengacara bisa membuat kamu ke orbit, Bezos saat ini sudah ada di Pluto," tulis Elon di akun Twitter-nya.

Beberapa waktu lalu, Elon Musk pernah pula menyebut teknologi ulang alik roket Blue Origin bukan sesuatu yang istimewa karena pihaknya melakukannya lebih dulu.