Para ahli di Inggris mengungkapkan, bahwa varian COVID-19 di masa depan, dapat mengalahkan kekebalan tubuh seseorang. Bahkan, meskipun telah diberikan dua kali dosis vaksin.
Anggota dari The Scientific Advisory Group for Emergencies (Sage), Prof Graham Medley mengatakan, pada dasarnya, varian baru yang mampu mengatasi kekebalan secara signifikan adalah virus baru.
"Keuntungannya adalah kami dapat menghasilkan vaksin, untuk melawan virus ini dan relatif cepat. Kerugiannya adalah kami akan kembali kepada situasi yang sama seperti tahun lalu," kata Medley, dikutip detikINET dari Wales Online, Kamis (19/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada pun seperti yang disampaikan oleh Dr Marc Baguelin, anggota dari Scientific Pandemic Influenza Group on Modelling (SPI-M), bahwa mereka kemungkinan besar akan dapat memperbarui vaksin saat ini. Akan tetapi perlu menerapkan pembatasan sosial besar.
"Tetapi melakukan itu, akan memakan waktu berbulan-bulan. Berarti kita mungkin perlu menerapkan kembali pembatasan, mengantisipasi risiko kesehatan yang signifikan pada masyarakat," kata Baguelin.
Para ahli di Inggris pun sebelumnya telah memperingatkan kepada orang-orang yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin, untuk tetap mewaspadai 21 gejala terinfeksi virus Corona.
Para peneliti mencari tahu tanda dan gejala yang dialami pasien COVID-19 yang sudah divaksinasi secara penuh, melalui aplikasi ZOE COVID-19 Symptom Study. Beberapa gejala antara lain seperti suhu tinggi, menggigil, batuk terus menerus, kehilangan indra penciuman, kehilangan selera makan, sakit kepala, kelelahan tidak biasa dan masih banyak lagi.
Kendati begitu, Organisasi Kesehatan Dunia WHO, menjelaskan bahwa vaksin telah bekerja dengan baik. Vaksin tetap berguna, sebagai tambahan sistem kekebalan tubuh.
Meskipun orang-orang yang sudah dua kali vaksin terinfeksi COVID-19, hanya akan mengalami beberapa gejala ringan.
(hps/asj)