CEO Amazon Jeff Bezos rupanya iri pada kesuksesan SpaceX milik Elon Musk. Dia membanding-bandingkan Blue Origin, perusahaan teknologi luar angkasa miliknya, dengan SpaceX.
Hal ini terungkap dalam sebuah buku berjudul "Amazon Unbound" yang terbit baru-baru ini. Buku yang ditulis oleh Brad Stone ini tak hanya menceritakan kebangkitan pendiri Amazon Jeff Bezos hingga menjadi penguasa retailer online, tetapi juga kelemahannya yang mencolok, yakni kecemburuannya pada kesuksesan Elon Musk dengan SpaceX.
Dikutip dari Futurism, dalam buku tersebut diceritakan bahwa pada tahun 2016, Bezos sudah sangat khawatir mengenai bagaimana Blue Origin tampaknya tidak berkembang dengan kecepatan yang hampir sama dengan SpaceX.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah ini pun terkonfirmasi dalam sebuah wawancara Bezos dengan Ars Technica. Bezos bahkan berusaha keras untuk bisa merekrut Gwynne Shotwell, COO SpaceX yang telah bekerja di SpaceX sejak awal. Bezos ingin mempekerjakannya sebagai CEO Blue Origin agar berkembang. Namun upaya Bezos tersebut gagal.
Dalam buku Amazon Unbound dijelaskan pula upaya Bezos untuk bersaing dengan SpaceX tampaknya malah membawa perusahaannya ke arah yang salah. Karyawan eksekutif Bezos membawa Blue Origin ke arah yang lebih tradisional dan sangat berhati-hati.
Sedangkan SpaceX memiliki karakter yang lebih berani mengambil risiko dan membuat sejumlah gebrakan. Alhasil, Blue Origin menjadi ketinggalan jauh. Dibandingkan dengan SpaceX, Blue Origin sangat jarang melakukan peluncuran dan beberapa kali kalah dalam memenangkan kontrak eksklusif dengan pemerintah.
"Kalah dalam persaingan mendapatkan kontrak ini menjadi sumber kekecewaan terbesar Bezos. Namun tampaknya Bezos mulai mengambil langkah tambahan untuk lebih agresif bersaing dengan SpaceX. Salah satunya diperjelas dengan rencana Blue Origin meluncurkan penerbangan awak pertamanya di bulan Juli tahun ini," kata Stone.
April lalu, Blue Origin memprotes keputusan NASA yang memberikan kontrak senilai USD 2,9 miliar atau Rp 42,1 miliar kepada SpaceX untuk mengirimkan manusia ke Bulan.
Program Human Landing System milik NASA mendanai pengembangan tiga prototipe wahana pendarat milik SpaceX, Blue Origin dan Dynetics untuk misi ke Bulan. NASA seharusnya memilih dua dari tiga wahana tersebut, tapi memutuskan hanya memilih Starship milik SpaceX karena dananya dipotong oleh Kongres Amerika Serikat.
(rns/rns)