Penelitian terbaru mengungkapkan sejumlah besar partikel aerosol super kecil yang terbang ke udara dari toilet yang disiram. Partikel ini berpotensi besar membawa bakteri dan penyakit.
Dikutip dari Science Alert, Rabu (12/5/2021) patogen mengintai di mana-mana, mulai dari genangan air, urine, feses, hingga muntah. Kita tahu semua ini merupakan penghuni toilet pada umumnya.
Melalui pemodelan komputer, diketahui bahwa saat kita menyiram atau membilas toilet terjadi aktivitas yang menerbangkan kuman hingga beberapa meter ke udara di sekitarnya.
"Sumber penyakit yang tersebar ke udara itu bisa termasuk Ebola, virus norovirus yang menyebabkan keracunan makanan, bahkan COVID-19," kata para peneliti dalam studi yang menguji penyebaran partikel aerosol di toilet umum.
Dalam studinya, tim peneliti menyiapkan penghitung partikel yang ditempatkan di berbagai ketinggian di samping toilet dan urinoir di toilet umum. Kemudian, kadar aerosol ambien diukur sebelum dan sesudah percobaan.
"Setelah sekitar tiga jam pengujian yang melibatkan lebih dari 100 kali pembilasan toilet, kami menemukan adanya peningkatan substansial dalam tingkat aerosol terukur di lingkungan sekitar toilet dengan jumlah total droplet (tetesan mikro) yang dihasilkan dalam setiap pengujian pembilasan berkisar hingga puluhan ribu," kata Siddhartha Verma, profesor bidang teknik mesin dari Florida Atlantic University.
Aerosol terdeteksi naik setinggi 109 cm di atas mangkuk toilet dan setinggi 69 cm di atas urinal selama percobaan, serta dapat bertahan selama 20 detik.
Para peneliti melaporkan adanya peningkatan 69,5% pada partikel berukuran 0,3 hingga 0,5 mikrometer, peningkatan 209% untuk partikel berukuran 0,5 hingga 1 mikrometer, dan peningkatan 50% untuk partikel berukuran 1 hingga 3 mikrometer setelah pembilasan. Video di bawah ini menjelaskan bagaimana aerosol tersebut tersebar di udara.
Beberapa faktor mempengaruhi berapa banyak aerosol yang dikeluarkan dengan menyiram toilet antara lain tekanan air di toilet, desain mangkuk toilet, dan kekuatan penyiraman. Menjaga tutup toilet tetap tertutup (jika ada) dapat membantu mengurangi jumlah aerosol yang tersebar, meski masih dapat keluar melalui celah.
"Baik toilet maupun urinoir menghasilkan sejumlah besar droplet yang berukuran lebih kecil dari tiga mikrometer, menimbulkan risiko penularan yang signifikan jika mengandung mikroorganisme menular. Karena ukurannya yang kecil, droplet ini dapat bertahan untuk waktu yang lama," kata Verma.
Di masa pandemi virus Corona seperti sekarang, para peneliti mengatakan ada hal khusus yang harus diperhatikan. Toilet umum seringkali berukuran kecil, dengan ventilasi yang buruk, dan penuh dipakai bergantian oleh orang-orang. Kombinasi ini mengarah pada peningkatan risiko penularan SARS-CoV-2 di dalam ruangan. Meski belum ada kasus COVID-19 yang dikonfirmasi tertular dari toilet, risiko teoretisnya tetap ada.
Baca juga: Kentut di Luar Angkasa Bisa Jadi Ledakan |
Karenanya, membuat ventilasi toilet menjadi lebih baik akan sangat membantu. Selain itu, apa pun kondisi aliran udara di toilet umum yang dikunjungi, segera keluar jika sudah memakai toilet, agar peluang terpapar aerosol bervirus menjadi lebih rendah.
(rns/fay)