Tanda Keracunan Sianida Menurut Sains
Hide Ads

Tanda Keracunan Sianida Menurut Sains

Aisyah Kamaliah - detikInet
Senin, 03 Mei 2021 13:14 WIB
poison 2
Ilustrasi racun sianida. Foto: thinkstock
Jakarta -

Takjil maut yang diduga dikirimkan Nani Apriliani mengandung sianida. Kejadian ini memberikan duka teramat dalam sekaligus rasa khawatir banyak orang.

Karenanya, tidak ada salahnya bagi netizen waspada dengan gejala keracunan sianida dan memahami penanganannya. Dirangkum detikINET dari Healthline, Senin (3/5/2021) ini dia penjelasannya secara ilmiah

Tanda Keracunan Sianida

Keracunan sianida kronis dapat terjadi jika seseorang terpapar 20 hingga 40 bagian per juta (ppm) gas hidrogen sianida selama jangka waktu yang cukup lama. Gejala seringkali bertahap dan semakin parah seiring berjalannya waktu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gejala awal di antaranya:

  • Sakit kepala
  • Mengantuk
  • Mual
  • Muntah
  • Vertigo
  • Wajah merah cerah
  • Pupil-pupil terdilatasikan
  • Kulit lembab
  • Napas lebih lambat dan pendek
  • Denyut nadi lebih lemah dan lebih cepat
  • Kejang

Jika kondisinya tetap tidak terdiagnosis dan tidak diobati, itu dapat menyebabkan:

ADVERTISEMENT
  • Detak jantung lambat dan tidak teratur
  • Penurunan suhu tubuh
  • Bibir, wajah, dan ekstremitas biru
  • Koma
  • Kematian

Langkah pertama untuk menangani kasus dugaan keracunan sianida adalah mengidentifikasi sumber pemaparan. Ini akan membantu dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya menentukan metode dekontaminasi yang sesuai.

Jika terjadi kebakaran atau kejadian darurat lainnya, petugas penyelamat akan menggunakan alat pelindung seperti masker wajah, pelindung mata, dan sarung tangan ganda untuk memasuki area tersebut dan membawa korban ke lokasi yang aman.

Jika seseorang telah menelan sianida, orang tersebut kemungkinan akan diberi arang aktif untuk membantu menyerap racun dan membersihkannya dengan aman dari tubuh. Paparan sianida dapat memengaruhi asupan oksigen, jadi dokter dapat memberikan 100% oksigen melalui masker atau tabung endotrakeal.

Dalam kasus yang parah, dokter mungkin memberikan salah satu dari dua penawar:

  • Kit penawar sianida
  • Hidroksokobalamin (Cyanokit)

Kit penawar sianida terdiri dari tiga obat yang diberikan bersama: amil nitrit, natrium nitrit, dan natrium tiosulfat. Amil nitrit diberikan melalui penghirupan selama 15 sampai 30 detik, sedangkan natrium nitrit diberikan secara intravena selama tiga sampai lima menit. Natrium tiosulfat intravena diberikan selama sekitar 30 menit.

Hidroksokobalamin akan mendetoksifikasi sianida dengan mengikatnya untuk menghasilkan vitamin B-12 yang tidak beracun. Obat ini menetralkan sianida dengan kecepatan yang cukup lambat untuk memungkinkan enzim yang disebut rhodanese mendetoksifikasi sianida di hati.




(ask/fay)