Tabrakan asteroid bisa di mana saja
Menurut NASA, tabrakan dapat terjadi di mana saja. Namun dalam peta yang ditampilkan dalam skenario Asteroid 2021 PDC, dijelaskan bahwa semua wilayah dalam proyeksi ini berisiko terkena dampak potensial. Sebaliknya, wilayah Bumi yang tidak termasuk dalam gambar, misalnya Australia dan Indonesia tidak berisiko.
"Jika asteroid berada pada lintasan tabrakan, probabilitasnya akan terus meningkat, mencapai setinggi 30% pada akhir minggu (Oktober), 70% pada minggu depan, dan 90% selama minggu berikutnya. Jika asteroid tidak berada pada lintasan tumbukan, probabilitas tumbukan mungkin masih meningkat untuk sementara tetapi pada akhirnya akan turun ke nol," demikian penjelasan skenario PDC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukuran Asteroid 2021 PDC tidak pasti, mulai dari yang paling kecil 35 meter hingga yang paling besar 700 meter. Perkiraan itu didasarkan pada kecerahan asteroid, perkiraan jaraknya, dan berbagai kemungkinan albedos (reflektivitas). Akibatnya, potensi dampak kerusakan dan risiko penduduk juga sangat tidak menentu.
Namun, skenario menyebutkan, energi yang mungkin dilepaskan saat terjadi benturan dapat berkisar dari 1,2 Mt hingga 13 Gt (setara TNT). Bahaya utama dari insiden itu adalah semburan udara yang menyebabkan tekanan ledakan berlebih yang mungkin mencapai tingkat yang tidak dapat dihindari.
Ukuran area potensi kerusakan ledakan dari Asteroid 2021 PDC dapat berkisar dari lokal (beberapa kilometer) di ujung kecil pada kisaran ukuran asteroid yang mungkin, hingga regional (ratusan kilometer) di ujung besar.
Lebih dari itu, para astronom juga menyiapkan aplikasi Defleksi NEO JPL/ Aerospace Corp. untuk menghitung lintasan pesawat ruang angkasa penabrak kinetik, serta massa pesawat ruang angkasa yang dapat diluncurkan ke lintasan tersebut dengan berbagai kendaraan peluncur.
Baca juga: 4 Ramalan Kapan Kiamat versi Ilmuwan |