Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) rupanya tidak hanya dihuni astronaut saja yang sedang bertugas di sana, tetapi juga muncul bakteri misterius.
Ada empat bakteri yang berhasil ditemukan para peneliti yang bekerja dengan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Dari empat jenis bakteri yang hidup di ISS, tiga di antaranya sampai sekarang bahkan sama sekali belum diketahui.
Adapun keempat bakteri tersebut ditemukan di lokasi yang berbeda satu sama lainnya. Pertama, ditemukan di panel atas stasiun penelitian ISS, kedua ada di Cupola, ketiga ada permukaan meja makan, dan terakhir di filter HEPA tua yang dikembalikan ke Bumi pada tahun 2011 silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti Jet Propulasion Laboratory NASA Kasthuri Venkateswaran dan Nitin Kumar Singh menjelaskan bahwa keempat bakteri misterius itu masih masuk dalam keluarga bakteri yang biasa di tanah dan air tawar. Biasanya terlibat dalam fikasi nitrogen, pertumbuhan tanaman, dan membantu menghentikan patogen tanaman.
Pada dasarnya, bakteri muncul saat menanam tanaman. Di ISS sendiri, astronaut bercocok tanam dalam jumlah kecil untuk menguji, apakah tanaman bisa bertahan di kondisi nol gravitasi dan minim sumber daya.
"Untuk menumbuhkan tanaman di tempat ekstrim di mana sumber daya minim, isolasi mikroba baru yang membantu tumbuhnya tanaman dalam kondisi stres sangat penting," ungkap peneliti JPL NASA dalam pernyataanya dikutip dari Science Alert, Kamis (18/3/2021).
Peneliti JPL NASA menyebutkan salah bakteri misterius di ISS itu diidentifikasi sebagai Methylorubrum rhodesianum. Sementara tiga bakteri lainnya diurutkan dan ditemukan semuanya milik spesies yang sama, yang sebelumnya tidak teridentifikasi, kemudian diberi nama IF7SW-B2T, IIF1SW-B5, dan IIF4SW-B5.
Para peneliti JPL NASA mengatakan perlu identifikasi lebih lanjut terkait keragaman mikroba yang ditemukan di ISS untuk mengungkap bakteri misterius tersebut. Sekitar 1.000 sampel temuan di ISS telah dikumpulkan, yang nantinya akan dikirimkan ke Bumi.
"Ini akan membantu dalam identifikasi determin genetik yang membantu pertumbuhan tanaman di bawah kondisi gayaberat mikro dan berkontribusi pada pengembangan tanaman untuk misi luar angkasa jangka panjang di masa depan," jelasnya.
Sementara itu, Tim yang dipimpin oleh ahli genetika Universitas California Selatan Swati Bijlani, mengusulkan untuk menamai spesies baru Methylobacterium ajmalii setelah Ajmal Khan, seorang ilmuwan keanekaragaman hayati India yang terkenal. Penemuan baru ini juga terkait erat dengan spesies yang sudah dikenal bernama M. indicum.
(agt/afr)