Satelit Pertama Myanmar Ditahan oleh Jepang Setelah Kudeta
Hide Ads

Satelit Pertama Myanmar Ditahan oleh Jepang Setelah Kudeta

Virgina Maulita Putri - detikInet
Sabtu, 13 Mar 2021 16:33 WIB
Teka-teki lubang kecil di pesawat ruang angkasa Soyuz yang merapat ke ISS
Stasiun luar angkasa tempat satelit Myanmar ditahan (Foto: BBC Magazine)
Jakarta -

Satelit pertama Myanmar ditahan di International Space Station (ISS) oleh otoritas Jepang setelah kudeta. Sementara itu badan antariksa Jepang dan universitas Jepang masih mempertimbangkan apa yang harus dilakukan.

Satelit senilai USD 15 juta (Rp 215 miliar) tersebut dikembangkan oleh Hokkaido University dalam proyek bersama dengan Myanmar Aerospace Engineering University (MAEU).

Satelit ini adalah bagian pertama dari dua set satelit mikro 50 kg yang dilengkapi dengan kamera untuk memonitor kawasan pertanian dan perikanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivis hak asasi manusia dan petinggi otoritas Jepang khawatir jika kamera-kamera tersebut digunakan untuk tujuan militer oleh junta yang mengambil alih kekuasaan di Myanmar pada 1 Februari lalu.

Kekhawatiran ini mengakibatkan proses penempatan satelit di orbit ditunda selagi Hokkaido University berdiskusi dengan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).

ADVERTISEMENT

"Kami tidak akan terlibat dalam hal apapun yang berkaitan dengan militer. Satelit itu tidak dirancang untuk hal seperti itu," kata salah satu petinggi Hokkaido University yang enggan disebut namanya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (13/3/2021).

"Kami sedang mendiskusikan apa yang harus dilakukan, tapi kami tidak tahu kapan itu akan ditempatkan. Jika dihentikan, kami berharap proyek tersebut dapat dimulai kembali suatu saat nanti," sambungnya.

Petinggi universitas yang juga manajer proyek tersebut tidak mengatakan kapan satelit tersebut harus ditempatkan, atau kapan JAXA harus mengambil keputusan untuk melanjutkan atau menghentikannya.

Petinggi Hokkaido University lainnya mengatakan kontrak dengan MAEU tidak secara spesifik mengatakan satelit ini tidak boleh digunakan untuk urusan militer. Tapi data dari satelit akan dikumpulkan oleh universitas Jepang dan tidak bisa diakses secara independen oleh militer Myanmar.

Satelit ini diluncurkan oleh NASA pada 20 Februari sebagai bagian dari kargo suplai untuk ISS. Saat ini satelit tersebut disimpan oleh JAXA di modul eksperimen Kibo milik Jepang.




(vmp/fay)