Sekelompok ilmuwan menemukan tiga spesies baru hiu laut dalam. Menariknya, hiu ini bisa glow in the dark alias menyala dalam gelap.
Hiu kitefin, hiu blackbelly lantern, dan hiu southern lantern, ditemukan di wilayah Chatham Rise, di lepas pantai timur Pulau Selatan Selandia Baru pada Januari lalu.
Seperti dikutip dari situs News.sky.com, spesies ini sebenarnya sudah diketahui oleh ahli biologi kelautan. Namun, ini adalah pertama kalinya mereka ditemukan sedang memancarkan cahaya, atau memiliki bioluminescence.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antara hiu-hiu tersebut, kitefin menjadi makhluk bawah air bercahaya terbesar yang ditemukan sejauh ini. Biasanya makhluk ini ditemukan berenang 300 meter di bawah permukaan laut, memangsa hiu yang lebih kecil, ikan darat, dan hewan krustasea.
Makhluk laut lainnya termasuk ubur-ubur dan cumi-cumi juga dapat memancarkan cahaya. Namun para peneliti menyimpulkan bahwa bagian bawah perut hiu yang bercahaya dapat digunakan untuk membantu mereka bersembunyi dari predator atau ancaman lainnya.
"Bioluminescence telah sering dilihat sebagai peristiwa spektakuler namun tidak biasa di laut. Tetapi mengingat luasnya laut dalam dan munculnya organisme bercahaya di zona ini, sekarang semakin jelas bahwa kemampuan menghasilkan cahaya di kedalaman memainkan peran penting dalam menyusun ekosistem terbesar di planet kita," tulis para peneliti dalam makalah ilmiah mereka.
Penelitian tersebut, oleh Jerome Mallefet dan Laurent Duchatelet dari UC Louvain, dan Darren Stevens dari National Institute of Water and Atmospheric Research Selandia Baru, diterbitkan di Frontiers in Marine Science.
Mallefet mengatakan, sebanyak 57 dari 540 spesies hiu yang diketahui, dapat menghasilkan cahaya. Sebelumnya, tidak ada yang mencatat hiu bercahaya yang menyala di perairan Selandia Baru. Dia mengatakan, kemungkinan masih banyak lagi hiu jenis ini.
"Mereka bersinar dalam gelap. Mereka tidak menghasilkan kilat. Mereka bersinar dalam waktu lama," katanya.
(rns/afr)