1 Tahun COVID-19 di Indonesia, Ini Kemajuan 4 Obatnya
Hide Ads

Setahun Corona di Indonesia

1 Tahun COVID-19 di Indonesia, Ini Kemajuan 4 Obatnya

Aisyah Kamaliah - detikInet
Selasa, 02 Mar 2021 05:43 WIB
ilustrasi obat
Ilustrasi obat COVID-19. Foto: iStock
Jakarta -

2 Maret 2021 menandai 1 tahun COVID-19 hadir di Indonesia. Ilmuwan sejauh ini berupaya untuk menemukan obat COVID-19. Seperti apa kemajuan yang sudah didapatkan untuk mengobati COVID-19?

Inggris sudah melakukan uji klinis terbesar di dunia yang disebut 'Recovery' dengan lebih dari 12 ribu pasien yang ikut serta. Sejumlah uji coba dilakukan memberikan gambaran obat mana yang berfungsi dengan baik untuk mengobati dan sebaliknya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah melakukan uji coba Solidarity untuk uji coba pengobatan COVID-19 yang menjanjikan di seluruh dunia. Nah dikutip dari BBC, Selasa (2/3/2021) berikut ini adalah beberapa obat yang diteliti kemanjurannya untuk mengalahkan virus SARS-CoV-2.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Pengobatan steroid

Steroid dexamethasone telah terbukti mengurangi risiko kematian hingga sepertiga untuk pasien yang menggunakan ventilator dan seperlima untuk pasien yang menggunakan oksigen.

Data lebih lanjut menunjukkan steroid lain, hydrocortisone,juga sama efektifnya. Keduanya menenangkan peradangan di tubuh, yang dapat berbahaya untuk pasien dengan kasus yang parah.

ADVERTISEMENT

Yang terpenting, dexamethasone terbilang murah sehingga bisa digunakan banyak orang di seluruh dunia. Namun, obat tersebut tidak bekerja pada orang dengan gejala yang lebih ringan.

2. Tocilizumab dan sarilumab

Para peneliti melaporkan hasil yang menggembirakan dari dua obat anti-inflamasi, tocilizumab dan sarilumab. Dalam uji coba yang dilakukan di enam negara berbeda, termasuk Inggris, dengan sekitar 800 pasien perawatan intensif, obat tersebut mengurangi jumlah kematian dari 36% menjadi 27%.

Tocilizumab dan sarilumab meredam peradangan, yang dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan organ lainnya.

Dokter dapat memberikannya kepada pasien COVID-19 yang, meski telah menerima dexamethasone, kondisinya masih memburuk dan membutuhkan perawatan intensif. Temuan penelitian belum ditinjau atau dipublikasikan dalam jurnal medis.

3. Interferon beta

Interferon beta, protein yang diproduksi tubuh saat terkena infeksi virus, berada di pusat uji coba besar di Inggris. Obat ini telah diberikan kepada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dalam bentuk semprotan yang dihirup.

Harapannya, obat tersebut akan menstimulasi sistem kekebalan tubuh, memprioritaskan sel agar siap melawan virus.

Temuan awal menunjukkan interferon beta (yang biasanya digunakan untuk mengobati multiple sclerosis) dapat mengurangi kemungkinan pasien di rumah sakit mengembangkan gejala parah hampir 80%.

4. Remdesivir

Remdesivir adalah obat antivirus yang awalnya dikembangkan untuk mengobati Ebola. Di awal, obat ini menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Namun, pada Oktober 2020, WHO menyarankan agar tidak digunakan untuk COVID-19. Mereka mengatakan bahwa Remdesivir tampaknya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada efek sama-sekali untuk pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, baik dalam hal tingkat kematian, lama tinggal di rumah sakit, atau keseriusan penyakit.




(ask/fay)