Wahana antariksa Uni Emirat Arab sudah masuk ke orbit Planet Mars. Di balik misi penting ini, ada jasa para ilmuwan perempuan.
Komando dari misi antariksa UEA adalah sosok perempuan bernama Sarah Al Amiri. Jabatannya bukan sembarangan, dia adalah Menteri Negara Kemajuan Ilmu Pengetahuan Emirat sekaligus Ketua Badan Antariksa UEA.
Misi wahana Hope ke Mars menelan biaya USD 200 juta atau Rp 2,9 triliun. Kini para ilmuwan UEA mulai memanen data yang dikirim Hope soal atmosfer dan iklim di Mars.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini menjadi satelit cuaca pertama di Mars yang akan memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang dinamika atmosfer dan perubahan iklim di planet tetangga yang mirip dengan kita," kata Al Amiri kepada Deutsche Welle Jerman, dilansir Senin (15/2/2021).
Menurut Al Amiri, tim ilmuwan UEA didominasi oleh kaum hawa. Tapi mereka semua bukan orang sembarangan, melainkan para pakar yang memiliki prestasi dan kontribusi untuk misi antariksa.
"Tim sains dari misi ini terdiri dari 80% perempuan," ujarnya.
Sarah sudah berkarir selama 12 tahun di pusat antariksa sampai akhirnya menjadi menteri. Tentu perjuangannya tidak mudah, apalagi dibebani tugas mendorong kemajuan iptek negara UEA.
"Program ini telah mempercepat laju pengembangan kemampuan untuk para ilmuwan dan juga insinyur," kata dia.
Misi ke Mars punya peluang keberhasilan hanya 50%. UEA punya impian untuk merintis penghunian di Mars tahun 2117.
"Tetapi bahkan jika kami tidak dapat memasuki orbit, kami telah membuat sejarah. Ini adalah titik terjauh di alam semesta yang dapat dijangkau oleh orang-orang Arab sepanjang sejarah mereka. Tujuan kami adalah memberikan harapan kepada semua orang Arab bahwa kami mampu bersaing dengan seluruh dunia," kata Wakil Presiden UEA, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.
(fay/fyk)