LAPAN Ungkap Kondisi Cuaca Saat Sriwijaya Air SJ182 Jatuh
Hide Ads

LAPAN Ungkap Kondisi Cuaca Saat Sriwijaya Air SJ182 Jatuh

Tim - detikInet
Senin, 11 Jan 2021 16:49 WIB
Sorotan Media Asing Atas Hilangnya Pesawat Sriwijaya Air SJ182
LAPAN Ungkap Kondisi Cuaca Saat Pesawat Sriwijaya Air Jatuh Foto: DW News
Jakarta -

Tim Reaksi Analisis dan Kebencanaan (TREAK) PSTA-LAPAN mengungkap kondisi cuaca saat pesawat Sriwijaya Air SJ182 dengan rute Jakarta-Pontianak jatuh di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) lalu.

Dalam penjelasan yang diunggah di media sosial LAPAN, analisis dinamika atmosfer menunjukkan sistem konveksi skala meso sudah terbentuk di atas Lampung dan Laut Jawa sejak pukul 11.00 WIB, beberapa jam sebelum SJ182 hilang kontak.

"Sistem ini kemudian pecah dan berpropagasi ke selatan, yang berasosiasi dengan pertumbuhan sistem konveksi skala meso lain di atas Jawa bagian barat selama rentang waktu 13.00-15.00 WIB," kata tim TREAK PSTA-LAPAN dalam keterangannya, seperti dikutip detikINET, Senin (11/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari segi kondisi sinoptik (kondisi cuaca berdasarkan pantauan peta). terdapat vorteks Borneo dan westerly burst atau angin baratan kuat dari Samudera Hindia. Kecepatan burst sebesar 7-8 m/detik pada ketinggian 1,5 km, lebih kuat dibandingkan klimatologis angin monsun baratan yang sekitar 3 m/detik.

Sedangkan kondisi meso (kondisi iklim yang berkaitan dengan variasi dan dinamika pada wilayah suatu seluas beberapa kilometer persegi) di sekitar lokasi kejadian menunjukkan konvergensi angin dari utara dan barat di permukaan (10 m) yang mengintrusi kelembapan dan menumbuhkan sistem konveksi baru dari Laut Jawa ke utara Jakarta.

ADVERTISEMENT

[Gambas:Instagram]

Sedangkan kondisi cuaca lokal terdapat pertumbuhan sistem konveksi di atas lokasi kejadian yang menunjukkan hubungan antara sistem konveksi skala meso di bagian utara dan selatan.

"Koneksi ini menunjukkan sistem konveksi di utara tersebut berperan menginduksi konveksi baru sekaligus mengalami propagasi ke selatan," jelas tim TREAK PSTA-LAPAN.

Analisis dinamika atmosfer saat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 terekam oleh aplikasi SADEWA yang merupakan produk litbang LAPAN. SADEWA adalah aplikasi sistem peringatan dini atmosfer ekstrem berbasis satelit dan model atmosfer yang dikembangkan untuk mendukung riset atmosfer maupun aplikasinya oleh badan operasional terkait.




(vmp/rns)