Astronom telah mendiskusikan usia pasti alam semesta selama beberapa dekade. Kini hasil penelitian terbaru telah memberikan estimasi paling tepat yang telah disetujui yaitu 13,77 miliar tahun, dengan selisih kurang lebih 40 juta tahun.
Riset ini menganalisa sumber cahaya tertua berdasarkan data dari Atacama Cosmology Telescope (ACT) milik Chilean National Science Foundation. Hasil penelitiannya baru saja diterbitkan di Journal of Cosmology and Astroparticle Physics.
Dikutip dari Salon, Selasa (5/1/2021) studi ini meneliti data dari sumber cahaya yang sama yang datang dari satelit Planck milik European Space Agency. Satelit ini juga mengumpulkan informasi tentang sisa-sisa dari Big Bang antara 2009 dan 2013.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan dari studi terbaru ini senada dengan temuan dari satelit Planck yang menunjukkan astronom akhirnya mencapai kesepakatan tentang umur alam semesta.
"Sekarang kita memiliki jawaban di mana Planck dan ACT setuju," kata peneliti dari Center for Computational Astrophysics di Flatiron Institute yang juga salah satu penulis studi ini, Simone Aiola.
"Ini menunjukkan fakta bahwa pengukuran yang sulit ini dapat diandalkan," sambungnya.
Jawaban ini hadir di tengah perdebetan ilmuwan tentang umur alam semesta yang sebagian besar masih belum terjawab. Ada satu teori tentang 'Bintang Methuselah' yang berusia sekitar 16 miliar tahun, yang mematahkan kepercayaan ilmuwan yang percaya bahwa Big Bang terjadi antara 12 dan 14 miliar tahun yang lalu.
Baca juga: NASA Siapkan Misi Menjelajah Matahari |
Pada tahun 2013, ilmuwan merevisi umur bintang itu menjadi 14,5 miliar tahun berdasarkan data baru, yang membuat usianya kurang lebih sama seperti usia alam semesta.
Lalu pada Juli 2020, ilmuwan menerbitkan artikel di Astronomical Journal yang mengindikasikan umur alam semesta sekitar 12,6 miliar tahun, jauh lebih muda daripada perkiraan lainnya.
(vmp/vmp)