Ilmuwan Berdarah Turki Pembuat Vaksin Corona Tambah Kaya Rp 66 Triliun
Hide Ads

Ilmuwan Berdarah Turki Pembuat Vaksin Corona Tambah Kaya Rp 66 Triliun

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 11 Nov 2020 16:44 WIB
Biontech
Dr Sahin dan istrinya Tureci. Foto: istimewa
Jakarta -

Vaksin Corona besutan Pfizer bekerja sama dengan perusahaan BioNTech diklaim 90% mujarab. Berikut adalah beberapa fakta menarik soal BioNTech dan pasangan suami istri yang menggawanginya, seperti dikutip detikINET dari Market Watch, Rabu (11/11/2020):

Didirikan Suami Istri Berdarah Turki

BioNTech adalah perusahaan Jerman yang didirikan oleh tiga orang. Ugur Sahin adalah CEO dan istrinya, Ozlem Tureci adalah Chief Medical Officer. Sosok ketiga merupakan pakar kanker dari Austria, Christoph Huber.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sahin berusia 55 tahun dan istrinya Tureci umur 53 tahun, keduanya ilmuwan dan anak dari imigran Turki yang pindah ke Jerman. Mereka cocok karena bekerja di bidang yang sama dan sangat gandrung pada pekerjaan ilmiah, terutama penelitian tentang antibodi untuk melawan penyakit.

Perusahaan pertama mereka bernama Ganymed Pharmaceuticals didirikan pada tahun 2001 yang fokus pada pengembangan obat baru kanker. Perusahaan itu dijual di 2016 senilai USD 1,4 miliar. Pada saat itu, mereka sudah punya perusahaan lain, BioNTech itu, yang didirikan tahun 2008 yang akhirnya membuat vaksin Corona.

ADVERTISEMENT

Kekayaan Melonjak

BioNTech telah melantai di bursa saham Amerika Serikat atau IPO di bulan Oktober 2019. Mereka pada saat itu berhasil mengumpulkan pendanaan sekitar USD 150 juta dan perusahaan itu jadi punya valuasi pasar USD 3,4 miliar.

Pada bulan Juli 2020 kemarin, BioNTech menerima pendanaan lagi sebesar USD 325 juta. Ugur Sahin dan istrinya pun kaya raya walau dilaporkan tetap hidup sederhana. Apalagi semenjak vaksin Pfizer dan BioNTech dilaporkan mujarab dalam memicu antibodi tubuh, harga saham BionTech langsung terkerek drastis sampai 14%.

Perhitungan terkini dari Forbes menyebut bahwa jumlah kekayaan Sahin berkat kabar keberhasilan vaksin Corona perusahaannya, berada di kisaran USD 4,7 miliar atau sekitar Rp 66,3 triliun. Ia pun masuk ke dalam daftar atas orang-orang terkaya di Jerman.

Halaman selanjutnya: hubungan BioNTech dan Pfizer...

Relasi BioNTech dan Pfizer

BioNTech dan Pfizer sudah bekerja sama sejak tahun 2018. Kala itu, Pfizer memberikan dana USD 425 juta pada BioNTech untuk mengembangkan vaksin influenza berbasis metode mRNA.

Pada Maret 2020, Pfizer dan BioNTech mengumumkan kerja sama mereka dalam membuat vaksin Corona. "Kami yakin bahwa dengan perpaduan kapabilitas Pfizer dan teknologi vaksin mRNA BioNTech, kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk melawan pandemi ini secepat mungkin," kata Mikael Dolsten, Chief Scientific Officer Pfizer.

Vaksin bernama BBT162 itu menggunakan RNA, molekul di sel tubuh yang mengontrol produksi protein, untuk mengajarkan sistem imun dalam membuat antibodi melawan Corona. Metode ini juga digunakan oleh perusahaan Moderna dan CureVac.

Jumlah keuntungan dari vaksin Corona telah disepakati akan dibagi dua, tapi harga vaksin dipastikan akan berada di bawah pasar.

Produksi Vaksin Corona

Vaksin Corona Pfizer dan BioNTech akan diproduksi sampai 50 juta dosis di tahun 2020 dan sampai 1,3 miliar dosis pada tahun depan. Untuk setiap orang, akan diberikan dua dosis sehingga pada tahap pertama, penerimanya sekitar 25 juta orang.

BioNTech telah memiliki dua fasilitas produksi vaksin Corona di Jerman sedangkan Pfizer akan mengerahkan setidaknya 4 pabrik di Amerika Serikat dan Eropa. Kemitraan produksi vaksin Corona itu hasilnya akan didistribusikan secara global kecuali di China.

Di Negeri Tirai Bambu, distribusi akan dilakukan bekerja sama dengan Shanghai Fosun Pharmaceutical. Fosun berharap vaksin Corona BioNTech bisa tersedia tidak jauh waktunya dari di AS dan Eropa.