.webp)
Perjalanan waktu secara teoritis dimungkinkan, namun belum banyak yang bicara secara matematis bagaimana time travel dapat terjadi.
Namun baru-baru ini, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Classical and Quantum Gravity, berjudul 'Traversable Acausal Retrograde Domain in Spacetime' atau disingkat 'TARDIS' mengusulkan sebuah model matematika untuk mesin waktu.
Ialah para ahli matematika dari University of British Columbia dan University of Maryland yang bergabung untuk menjawab permasalahan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam makalah ini kami menyajikan geometri yang telah dirancang agar sesuai dengan deskripsi orang awam tentang 'mesin waktu'," tulis tim.
Salah satu peneliti, Ben Tippett, menuturkan ada banyak orang yang menganggap perjalanan waktu sebagai sesuatu yang fiksi dan segelintir ilmuwan juga cenderung berpikir itu adalah hal yang tidak mungkin.
"Akan tetapi, secara matematis, itu memungkinkan," ujarnya sebagaimana dikutip dari Independent, saat dilihat, Minggu (18/10/2020).
Setiap mesin waktu dipercaya harus mampu membelokkan ruang dan waktu, intinya segala hubungan antara waktu dan dimensi fisik seperti lebar, kedalaman, dan tinggi. Bukti menunjukkan bahwa gaya gravitasi yang sangat besar, seperti yang dipancarkan oleh lubang hitam, dapat memperlambat waktu.
Model ilmuwan didasarkan pada gagasan serupa bahwa gaya yang kuat dapat mengganggu ruang dan waktu serta membelokkan waktu menjadi sebuah lingkaran.
Kendati membuat mesin waktu secara teoritis mungkin dilakukan, namun kebanyakan peneliti mengatakan tidak mungkin ada orang yang bisa mewujudkannya.
"Meskipun secara matematis layak, masih belum mungkin untuk membangun mesin ruang-waktu karena kita membutuhkan bahan - yang kita sebut materi eksotis - untuk membelokkan ruang-waktu dengan cara yang tidak mungkin ini, tetapi mereka masih belum ditemukan," tandas Tippett.
(ask/fay)
