Sosok Ulat Kucing yang Bikin Takut Warga Amerika
Hide Ads

Sosok Ulat Kucing yang Bikin Takut Warga Amerika

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 14 Okt 2020 07:28 WIB
Ulat kucing
Ulat kucing yang beracun. Foto: Pennlive
Virginia -

Ulat bulu yang satu ini bikin warga di sebagian wilayah Amerika Serikat takut dan pemerintah pun meminta mereka menghindarinya. Ulat kucing, begitu namanya, disebut demikian karena bulunya lebat. Bahkan ada yang menganggapnya mirip dengan rambut Presiden Donald Trump.

Sekilas terlihat lucu, kadang dijuluki Trumpillar, ulat kucing ternyata termasuk ulat paling beracun di Negeri Paman Sam saat dalam fase kehidupan larva. Saat dewasa dia tidak menjadi kupu-kupu, melainkan berubah menjadi ngengat. Bahkan tak sedikit yang tersengat harus dilarikan ke rumah sakit.

"Menyentuhnya berpotensi menyebabkan reaksi kesakitan. Bulu di ulat itu sungguh merupakan duri berbisa. Jauhi saja," kata Eric Day, pakar dari Insect ID di negara bagian Virginia, di mana banyak warga melaporkan penampakan ulat bulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ukuran ulat kucing ini tidak lebih dari uang koin, sekilas seperti tikus mini wujudnya. Menurut US Pest Protection, nama ilmiah dari spesies ini adalah Megalopyge opercularis.

"Dengan rambutnya yang kekuningan, Trumpillar mirip gaya rambut khusus sang presiden saat dalam tahap larva," tulis mereka, dikutip detikINET dari Pennlive, Rabu (14/10/2020). Kadang juga bulunya itu menjurus ke warna kecoklatan.

ADVERTISEMENT

"Larva Trumpillar ini menyembunyikan racun, bisa menyebabkan kesakitan besar jika kontak dengan kulit manusia. Jika manusia tak sengaja menginjaknya dengan kaki telanjang, kesakitan intens bisa muncul dalam hitungan menit," tambah mereka.

Ulat kucing ini habitatnya di pepohonan. Memberantasnya cukup sulit lantaran banyak yang tersembunyi. Jika menemukannya, warga diminta segera menjauh. Jika tersengat, harus segera dilakukan perawatan.

"Gejala harus dimonitor dan warga yang tersengat harus menilai sendiri apakah perlu mencari perawatan medis," saran Eric.

Saat ini, masih terlalu dini untuk menyebutnya sebagai wabah meski laporan penampakan ulat kucing memang terus meningkat. "Wabah itu sesuatu yang besar, namun angka populasinya memang jauh lebih tinggi. Angka laporan juga demikian," pungkas Day.




(fyk/rns)