Burung Langka, Setengah Jantan Separuh Betina
Hide Ads

Burung Langka, Setengah Jantan Separuh Betina

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 13 Okt 2020 07:46 WIB
Burung langka
Foto: IFL Science
Jakarta -

Di hutan Pennsylvania, Amerika Serikat, tim ahli biologi berhasil menangkap seekor burung yang sangat langka. Disebut langka, karena secara genetik burung ini sebagian jantan dan separuh betina.

Dikutip dari IFL Science, para peneliti dari Carnegie Museum of Natural History menangkap burung unik itu pada 24 September di cagar alam Powdermill di Rector, Pennsylvania.

Burung tersebut merupakan spesies yang dikenal sebagai rose-breasted grosbeak atau Pheucticus ludovicianus, anggota keluarga kardinal pemakan biji besar yang ditemukan di sebagian besar Amerika Utara bagian timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jantan dari spesies ini dikenal dengan bulunya yang kaya warna. Tapi burung yang ditemukan ini, memiliki warna bulu yang sangat khas yang berbeda di setiap sisi tubuhnya. Sisi kanan berwarna kemerahan seperti jantan, sedangkan sisi kiri berwarna coklat-oranye seperti betina.

Hal ini dikarenakan hewan tersebut contoh langka dari gynandromorphism bilateral yang menyebabkan penampilan luar hewan terbagi di tengah berdasarkan jenis kelamin, setengah jantan dan separuh betina.

ADVERTISEMENT
Burung langkaFoto: IFL Science

"Seluruh tim band sangat senang menemukan kelangkaan seperti itu dari dekat, dan menikmati pengalaman sekali seumur hidup," kata bird banding program manager di cagar alam Powdermill.

"Ginandromorfisme bilateral, meski sangat jarang, adalah normal dan memberikan contoh yang sangat baik dari proses genetik menakjubkan yang ditemui sedikit orang," sambungnya.

Bagaimana fenomena langka ini bisa terjadi? Pertama-tama, penentuan jenis kelamin pada burung sedikit berbeda dari manusia. Pada manusia, perempuan memiliki dua salinan dari kromosom jenis kelamin yang sama (XX) dan laki-laki memiliki salinan masing-masing (XY), kebalikan dari burung. Pada burung, jantan memiliki kromosom seks ganda (ZZ) dan betina memiliki masing-masing (ZW).

Gynandromorphy diperkirakan terjadi karena alasan yang berbeda pada spesies yang berbeda. Tetapi untuk burung, hal ini diyakini terjadi ketika telur secara tidak sengaja berkembang dengan dua inti, satu membawa Z dan yang lainnya W. Jika telur itu dibuahi oleh sperma yang membawa dua kromosom Z jantan, sel telur berkembang dengan kromosom ZZ (jantan) dan ZW (betina).

Burung langkaFoto: IFL Science

Tim yang menemukan Gynandromorphy sekarang penasaran mengetahui apakah burung ini bisa berkembang biak dengan sukses. Karena hanya ovarium kiri yang biasanya berfungsi pada burung, dan sisi kiri burung ini adalah sisi betina. Secara teori, individu burung tersebut dapat berkembang biak dengan jantan.

Namun, ada kemungkinan bulunya yang tidak biasa dapat memicu respons teritorial dari jantan lain, yang akan mengurangi peluangnya untuk berhasil menarik lawan jenis.

Meskipun kemungkinan terjadinya gynandromorphy sangat kecil, gynandromorphism bilateral telah terlihat pada sejumlah hewan yang berbeda.

Awal tahun ini, para ilmuwan juga mendokumentasikan penemuan hewan langka yakni lebah gynandromorph yang sisi kirinya jantan, memiliki antena panjang dan rahang bawah yang lebih halus, namun di sisi kanannya betina, yang menampilkan antena pendek, rahang berduri dan tebal.




(rns/afr)