Pandemi COVID-19 Ada Negara yang Lepas Masker, Ini Kata Dokter
Hide Ads

Pandemi COVID-19 Ada Negara yang Lepas Masker, Ini Kata Dokter

Aisyah Kamaliah - detikInet
Senin, 12 Okt 2020 21:16 WIB
(FILES) In this file photo taken on April 22, 2020 people have lunch at a restaurant in Stockholm, during the coronavirus COVID-19 pandemic. - Stockholm health inspectors said on April 26, 2020 they ordered five bars and restaurants shuttered after they failed weekend inspections to ensure social distancing regulations were being observed to curb the spread of the new coronavirus. (Photo by Jonathan NACKSTRAND / AFP)
Suasana tanpa masker di Swedia (Foto: AFP/JONATHAN NACKSTRAND)
Jakarta -

Pandemi COVID-19 masih belum berakhir. Kemudian viral video di mana orang yang tinggal di Swedia memperlihatkan kehidupan tanpa penggunaan masker. Netizen pun bertanya-tanya, perlukah penggunaan masker? Mengapa ada negara yang bisa bebas tidak mengenakan masker?

detikINET pun mewawancari Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, untuk mengetahui pendapatnya.

Menurut Prof Ari, prinsip untuk keberhasilan kehidupan normal tanpa pengenaan masker, berada pada bagaimana penanganan pencegahan penyebaran COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Prinsipnya, kalau COVID-19 sudah tidak ada di negaranya maka bisa seperti itu. Berarti di sana memang dari awal sudah sukses menjaga, tinggal bagaimana menjaga pintu masuk ke negaranya," ujarnya melalui sambungan telepon.

Ia turut menyinggung China yang tak lagi mengharuskan warganya menggunakan masker. Itu dikarenakan kasus positif di Indonesia masih memiliki rate yang tinggi.

ADVERTISEMENT

Prof Ari mengimbau jika ingin segera menjadi negara yang bebas COVID-19, maka patuhilah anjuran 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker), dengan begitu peningkatan kasus bisa ditekan hingga nol kasus baru.

"Percayalah virus ada di sekitar kita. 3M itu bisa kita sampaikan untuk melindungi orang-orang, terlebih untuk orang-orang dengan komorbid (penyakit penyerta)," tandas Prof Ari.

[Gambas:Youtube]




(ask/fay)