Alien Terus Intensif Diburu Tapi Belum Ketemu-ketemu
Hide Ads

Alien Terus Intensif Diburu Tapi Belum Ketemu-ketemu

Tim - detikInet
Kamis, 10 Sep 2020 05:21 WIB
jalanan yang dijuluki jalan raya alien
Gambar alien. Foto: (travelnevada.com)
Jakarta -

Eksistensi alien atau makhluk luar angkasa memang senantiasa bikin penasaran. Tak heran jika banyak ilmuwan terus mencarinya dibekali peralatan super canggih. Akan tetapi hasilnya sejauh ini masih nihil.

Tahun silam, dibuka laporan proyek bernama Breakthrough Listen, di mana ilmuwan mengamati 1.327 bintang dalam rentang jarak sampai 160 tahun cahaya dari Bumi. Ini adalah pencarian alien paling heboh yang pernah dilakukan. Sayangnya, tidak ada bukti peradaban alien.

"Senyap di luar sana," kata Danny Price, astronom di University of California, Berkeley yang jadi anggota tim peneliti. Tujuan tim ini adalah mencari sinyal radio dan optik dari sejuta bintang terdekat, seluruh planet di galaksi Bima Sakti, dan galaksi-galaksi lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami belum menemukan apapun, tapi tentu saja tidak akan kehilangan harapan. Masih ada begitu banyak bintang untuk dilihat dan pendekatan penelitian lain," sebut Danny.

Mereka sebenarnya berharap menemukan 'technosignatures' yang mungkin diproduksi dan menandakan adanya alien. Sinyal elektromagnetis powerful itu berbeda dari berbagai macam radiasi natural yang secara konstan lalu lalang di galaksi.

ADVERTISEMENT

Dalam rentang waktu 3 tahun, astronom melakukan scan miliaran channel radio dan menyaring sinyal yang mungkin muncul dari alam atau peralatan di Bumi. Tapi tidak ada yang cukup kuat menandakan eksistensi alien.

"Dipastikan tidak ada sesuatu di luar sana yang terlihat jelas. Tidak ada peradaban maju mengagumkan yang mencoba menghubungi kita," ujar Danny. Hasil penelitiannya telah dipublikasikan di The Astrophysical Journal.

Menurut Danny, ada beberapa penjelasan kenapa sinyal alien tak tertangkap sejauh ini. Mungkin karena pencarian dilakukan di frekuensi yang salah atau sinyal itu tersembunyi oleh gangguan radio dari Bumi.

Proyek ini didanai oleh Yuri Milner, miliarder berkebangsaan Israel-Rusia. Dimulai pada tahun 2015, perangkat yang digunakan adalah dua teleskop paling powerful di dunia, yaitu teleskop Robert C. Byrd Green Bank di West Virginia yang diameternya 100 meter dan Parkes Telescope di Australia yang diameternya 64 meter.

Periset menganalisis 1 petabyte data. Ada ribuan sinyal menarik yang muncul sepanjang penelitian, tapi sumbernya bukan dari alien. Beberapa datang dari satelit buatan manusia.

Jutaan Bintang Diteliti

Penelitian terbaru yang dilakukan astronom mengamati lebih dari 10 juta bintang di langit untuk mencari tanda-tanda teknologi alien. Sayangnya penelitian ini juga sama-sama belum menemukan bukti yang signifikan.

Studi yang diterbitkan di jurnal Publications of the Astronomical Society of Australia menjelaskan proses pencarian kecerdasan luar angkasa (SETI) dengan instrumen Murchison Widefield Array (MWA), kumpulan dari 4.096 antena yang ditancapkan di tanah merah di Western Australia yang mendeteksi sinyal radio dari luar angkasa.

"Ini adalah antena mirip laba-laba yang ada di tanah," kata penulis studi dan ahli astrofisika dari Commonwealth Scientific and Industrial Research, Chenoa Tremblay seperti dikutip detikINET dari Cnet, Kamis (10/9/2020). Tremblay dan rekannya Stephen Tingay menggunakan MWA untuk mendengar 'technosignatures', bukti dari teknologi alien, di sekitar konstelasi Vela.

Area ini menarik karena banyak bintang yang meledak dan mati di lokasi ini, dan menciptakan kondisi ideal untuk terbentuknya bintang baru. Penelitian ini menumpang studi lain yang juga mempelajari area tersebut untuk memahami siklus kehidupan bintang.

Lalu bagaimana cara mengetahui jika sinyal radio yang datang dari luar angkasa berasal dari kehidupan alien? Tremblay mengatakan studi ini mencari 'ping' berulang yang mungkin kabur dari planet atau sinyal yang dibangun secara khusus.

"Pikirkan alarm mobil ketika kalian meninggalkan lampu menyala, di mana ada deretan suara 'ping' yang berjarak sama," jelas Tremblay.

Setelah mendengarkan kawasan Vela selama 17 jam, tidak ada sinyal aneh yang dideteksi. Meski survei ini berhasil mendeteksi lebih dari 10,3 juta sumber bintang yang berisi enam exoplanet, tim peneliti mengatakan studi ini seperti ingin mencari sesuatu di lautan tapi hanya meneliti volume air yang setara dengan kolam renang.

Selain itu, ada juga isu besar lainnya. Kehidupan intelijen di luar sana mungkin belum mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi lewat sinyal radio. "Mencari technosignatures mengasumsikan bahwa peradaban lain memiliki teknologi yang mirip dengan milik kita," kata Tremblay.

Tremblay juga bekerja untuk mencari tahu dari mana molekul sederhana yang dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan berasal dan bagaimana kita bisa mendeteksinya. Jika kita bisa menemukan sinyal molekul ini, bisa jadi ini mengarah ke tanda kehidupan alien.

Setelah ini, tim peneliti kemungkinan akan mengamati lebih jauh Galactic Center, bagian dari luar angkasa yang pernah diamati sebelumnya. Karena SETI dilakukan bersama dengan eksperimen sains lainnya, Tremblay mengatakan lokasi penelitian selanjutnya akan bergantung pada eksperimen lain.

(fyk/fay)