Misteri Bintang yang Lebih Tua dari Alam Semesta
Hide Ads

Misteri Bintang yang Lebih Tua dari Alam Semesta

Fitraya Ramadhanny - detikInet
Selasa, 08 Sep 2020 17:50 WIB
Milky Way Photographer of the Year
Misteri Bintang yang Lebih Tua dari Alam Semesta (Foto: Milky Way Photographer of the Year)
Jakarta -

Semua orang umumnya paham kalau alam semesta muncul dulu, baru diikuti oleh benda-benda langit. Tapi ada satu bintang yang umurnya diduga lebih tua dari jagat raya.

Para astronom sudah meneliti Bintang Methuselah yang berjarak 190 tahun cahaya dari Bumi, selama 100 tahun sampai sekarang. Ia dinamai dengan nama kakek Nabi Nuh, untuk menandai betapa bintang ini sangat tua umurnya.

Nama lainnya adalah Bintang HD 140283. Bintang inilah yang menyebabkan kebingungan di kalangan ilmuwan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilihat dari Zeenews, Selasa (8/9/2020) pada tahun 2000, ilmuwan mengukur umur bintang ini memakai satelit Hipparcos milik European Space Agency's (ESA). Didapatkanlah angka umur 16 miliar tahun.

Kagetlah para ilmuwan, sebabnya jagat raya saja berumur 13,8 miliar tahun. Bagaimana bisa ada bintang yang 2 miliar tahun lebih tua dari jagat raya.

ADVERTISEMENT

Astronom Howard Bond dari Pennsylvania State University mengatakan dia dan tim menganalisa 11 observasi yang direkam Fine Guidance Sensors dari Hubble Space Telescope antara 2003-2011. Mereka mengukur posisi, jarang dan output energi dari bintang.

"Satu ketidakpastiannya adalah jarak persis bintang ini, padahal penting supaya kita bisa menentukan luminositas dan umurnya. Makin terang luminositasnya, makin muda umur bintangnya," kata dia.

Faktor kedua adalah oksigen. Rasio oksigen dengan besi di Bintang HD 140283 lebih tinggi dari perkiraan. Ini artinya umur Bintang Methuselah lebih muda dari hitungan para astronom.

Bond menghitung umurnya 14,46 miliar tahun, tapi tetap saja itu lebih tua dari umur jagat raya. Ada hitungan lain yaitu dikurangi lagi 800 juta tahun supaya cocok lebih muda dari jagat raya. Tapi sekali lagi, hitungan-hitungan ini masih bisa berubah.

Fisikawan Robert Matthew dari Aston University, Birmingham, Inggris yang tidak ikut dalam penelitian mengatakan bisa saja ada kesalahan sistematik dalam perhitungan umur bintang. Itulah yang harus dibereskan ilmuwan dengan penelitian lanjutan.

"Umur bintang tidak akur dengan umur alam semesta yang dihitung dari gelombang mikro kosmik. Masalah ini bisa diatasi dengan mendorong penanda eror ke batas yang ekstrem," ujarnya.




(fay/fyk)