Buaya yang disebut siluman oleh warga Bangka nyatanya adalah buaya muara besar. Predator ini cukup agresif dan bisa memangsa manusia.
Hal ini diungkapkan Hellen Kurniati, peneliti ahli herpetofauna LIPI, Sabtu (8/8/2020). Hellen mengatakan dirinya meneliti buaya muara (Crocodylus porosus) ke berbagai tempat di Indonesia.
Dari Kalimantan sampai Pulau Timor, NTT punya buaya muara. Buaya muara jantan dikenal agresif dan diketahui bisa memangsa manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Pulau Timor itu banyak orang dimakan buaya itu," kata Hellen.
Orang-orang perlu tahu sifat alami buaya ini. Dia adalah hewan teritorial, artinya punya wilayahnya. Manusia perlu berhati-hati di sungai habitat buaya.
"Sifatnya sangat agresif apalagi musim kawin. Kalau betina hanya agresif saat menjaga telur di sarangnya dengan radius 10 meter," kata Hellen.
Meskipun agresif dan bisa makan orang, bukan artinya buaya berjuluk siluman ini sengaja mengincar untuk membunuh manusia. Bukan begitu memahaminya. Buaya muara sampai memakan manusia karena faktor habitatnya dimasuki manusia, dan sifat buaya ini yang secara alami adalah predator.
"Sudah alami antara manusia dan buaya tidak bisa hidup bersama. Karena habitatnya dirampok manusia, karena manusia dekat habitat dia. Makin besar buaya, dia cari mangsa yang lebih bear seperti babi, monyet dan termasuk manusia," kata Hellen.
Buaya muara di Bangka menurut ilmuwan bukanlah buaya siluman yang bisa menghilang. Namun hewan ini pandai bersembunyi karena bisa diam di bawah permukaan air selama satu jam tanpa mengambil nafas.
Status hewan ini terancam karena suka diburu. Ia dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI nomor P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri LHK nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
(fay/fyk)