Solar Orbiter adalah satelit yang saat ini posisinya paling dekat dengan Matahari. Dioperasikan oleh NASA dan ESA (European Space Agency), Solar Orbiter telah menjepret Matahari dalam rekor jarak terdekat, 77 juta kilometer.
Wahana buatan Airbus Defence and Space ini diterbangkan pada 20 Februari 2020 menggunakan roket Atlas V dari landasan Cape Canaveral, Florida. Ia dirancang menjalankan misi selama 7 tahun.
Solar Orbiter dibekali beragam teknologi untuk meneliti Matahari serta dibuat dengan material khusus agar tak terpanggang oeh sinar sang Surya dan juga tahan terhadap suhu sangat rendah. Pada saat perjalanannya, Solar Orbiter berada di antariksa bersuhu sangat dingin, minus ratusan derajat Celcius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut NASA, Solar Orbiter punya 10 instrumen penelitian berbeda, meriset Matahari secara komprehensif. Enam instrumen untuk 'melihat' Matahari dan merekam gambarnya, kemudian empat lainnya untuk mengukur kondisi sekeliling wahana, termasuk angin Matahari.
Mendekati Matahari, tentu harus dibuat sistem pelindung yang mumpuni. Apalagi pada jarak terdekat nanti, Solar Orbiter 'hanya' akan berjarak 42 juta kilometer.
Dikutip detikINET dari Live Science, Solar Orbiter dibekali perisai penahan panas seberat 150 kilogram. Tak main-main, ia dapat bertahan menghadapi panas sampai 520 derajat Celcius.
Perisai itu terdiri dari beberapa lapisan. Bagian terluar merupakan titanium foil sangat tipis, didesain untuk memantulkan panas sebanyak mungkin. Kemudian ada alumunium untuk menyekat serta bracket dari titanium. Pada bagian tengah, ada celah sepanjang 2 cm untuk melepaskan panas dari wahana.
Kini, Solar Orbiter makin mendekati Matahari. Jepretan pertamanya merekam solar flare atau semburan Matahari ukuran kecil yang dijuluki sebagai 'api unggun' di Matahari oleh ilmuwan ESA. Solar flare adalah erupsi singkat radiasi energi tinggi di permukaan Matahari dan 'api unggun' itu jutaan kali lebih kecil dari biasanya.
"Jika kita memang sudah menemukan beberapa hal hanya dengan gambar pertama dari Solar Orbiter, coba bayangkan apa yang akan kita jumpai saat makin mendekat ke Matahari. Sangat menarik," cetus Holly Gilbert, ilmuwan di NASA.
(fyk/fay)