Komet Lemmon Lewat di Langit Indonesia, Bisa Dilihat Malam Ini!
Hide Ads

Komet Lemmon Lewat di Langit Indonesia, Bisa Dilihat Malam Ini!

Whisnu Pradana - detikInet
Senin, 22 Jun 2020 17:26 WIB
Komet Swan
Ilustrasi komet. (Foto: Esposito Raffaele Telescope Siding Spring/Spaceweather.com)
Jakarta -

Usai Gerhana Matahari Cincin pada 21 Juni kemarin, fenomena alam di langit bakal kembali terjadi. Masyarakat di Indonesia termasuk di Bandung Raya bisa melihat Komet Lemmon pada Senin (22/6/2020) petang.

Staf Peneliti Observatorium Bosscha Yatni Yulianti mengatakan Komet Lemmon saat ini sedang bergerak mendekati matahari atau closest approach lantaran memiliki lintasan orbit sangat elips.

"Betul akan ada komet yang melintasi langit Indonesia. Saat ini komet itu sedang mendekat matahari. Karena panas matahari, nanti komet bisa menghasilkan gas dan debu yang bercahaya. Jadi kalau beruntung bisa terlihat dari bumi," kata Yatni saat dihubungi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komet Lemmon mulai melintas sejak pukul 09.00 WIB pagi ini dan berakhir pada 21.00 WIB, jadi masih cukup banyak waktu untuk melihatnya. Jika beruntung, fenomena langka ini bisa diamati dengan mata telanjang karena memiliki magnitudo 6 atau ambang batas mata bisa melihat suatu benda bercahaya di langit.

"Kebetulan magnitudonya 6 atau ambang batas mata bisa melihat terangnya suatu benda langit. Kalau memang posisinya pas, langitnya gelap tidak ada polusi cahaya, tidak ada awan, maka masih bisa dilihat menggunakan mata," bebernya.

ADVERTISEMENT

Namun jika ingin melihat penampakan komet lebih jelas, Yatni menyarankan agar masyarakat menggunakan alat bantu seperti teleskop kecil atau binokular.

"Jadi kita bisa mengamati mulai sore hari saat matahari terbenam. Tapi makin baik menggunakan alat bantu seperti binokular atau teleskop kecil jadi komet bisa terlihat jelas," jelasnya.

Posisi Komet Lemmon saat ini berada di Konstelasi Hydra. Saat ini komet bisa dilihat ke arah barat, namun posisinya masih cukup tinggi. Kondisi awan yang agak mendung dibarengi hujan cukup mempengaruhi penampakan Komet Lemmon sendiri.

Nama Komet Lemmon sendiri merujuk tempat ditemukan pertama tahun 2019 di pegunungan Lemmon, Amerika. Komet tersebut sebetulnya tidak bercahaya saat jauh dari matahari.

"Karena komponen utama komet adalah batuan, debu, dan es kalau lokasinya jauh dari tatasurya jadi redup sekali jadi saat dekat matahari sinarnya langsung memanaskan gas dan molekul-molekul yang ada di komet sehingga menghasilkan gas terionisasi yang bercahaya dan akhirnya bisa dilihat di bumi," jelasnya.

Observatorium Bosscha sendiri akan melakukan kegiatan pengamatan oleh astronom. Namun hal tersebut mempertimbangkan kondisi cuaca.

"Kita amati komponen komet, karena komet itu bisa dibilang salah satu artefak pembentukan tata Surya. Teorinya apakah air di bumi ini datang dari komet. Jadi pengamatan komet biasanya tentang komponennya atau seberapa besar kandungan air di dalam komet dan bagaimana molekul komet berubah saat mendekat matahari," pungkasnya. Jangan lewatkan ya!




(rns/fay)