Sampah Masker dan Sarung Tangan Jadi Ancaman Lingkungan Era New Normal
Hide Ads

Sampah Masker dan Sarung Tangan Jadi Ancaman Lingkungan Era New Normal

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 10 Jun 2020 16:53 WIB
sampah masker sekali pakai
Sampah Masker dan Sarung Tangan Jadi Ancaman Baru Lingkungan. Foto: OpΓ©ration Mer Propre
Jakarta -

Pandemi COVID-19 memang memberi ruang bagi Bumi istirahat sejenak. Berkurangnya polusi udara dan emisi gas rumah kaca membuat Bumi sesaat menjadi lebih bersih dan bisa bernafas. Namun kondisi ini tidak berlangsung lama, karena momok baru muncul.

Nyatanya, situasi pandemi juga memunculkan masalah baru bagi lingkungan hidup: sampah dari masker dan sarung tangan sekali pakai meningkat drastis dan mulai mengancam lingkungan.

sampah masker sekali pakaiSampah masker dan sarung tangan sekali pakai. Foto: OpΓ©ration Mer Propre

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah organisasi peduli lingkungan hidup menyuarakan keprihatinan mereka bahwa lautan, sungai, dan selokan semakin dibanjiri dengan masker wajah sekali pakai, sarung tangan lateks, botol hand sanitizer, dan barang-barang dari alat pelindung diri (APD) yang tidak dapat didaur ulang sementara seluruh dunia saat ini bergulat dengan COVID-19.

Kelompok konservasi laut Prancis, OpΓ©ration Mer Propre secara teratur mendokumentasikan operasi pembersihan samudera di media sosial dan melaporkan bahwa mereka kini melihat lebih banyak potongan APD di Laut Mediterania.

ADVERTISEMENT

"Mengkhawatirkan mengetahui jenis limbah baru yang terkait dengan COVID-19. Kami mengambil (polusi semacam ini) di setiap pembersihan, terutama sarung tangan lateks," tulis OpΓ©ration Mer Propre dalam postingannya di Facebook pada 20 Mei lalu.

"Ini adalah masker sekali pakai pertama yang tiba di Mediterania," tulis mereka setelah melakukan operasi pembersihan pada 23 Mei.

"Ini hanya permulaan dan jika tidak ada perubahan, ini akan menjadi bencana ekologis yang nyata dan bahkan mungkin kesehatan," sambungnya.

Bukan hanya Eropa atau lingkungan alam yang terdampak, sejumlah pejabat kota di AS juga melaporkan selokan dan stasiun pompa air hujan tersumbat sarung tangan lateks dan masker wajah. Sampah ini diduga berasal dari saluran toilet.

Meski belum ada data tentang skala masalah ini, berdasarkan informasi Associated Press yang menghubungi 15 otoritas kota di AS, semuanya melaporkan, sejak pandemi terjadi, lebih banyak masalah penyumbatan saluran pembuangan dan drainase.

Mereka mengatakan, kondisi ini mungkin terkait dengan orang-orang membilas APD, atau bisa jadi banyak orang tidak tahu harus bagaimana memperlakukan masker dan sarung tangan sekali pakai dan memutuskan untuk membuangnya ke toilet.

Sehubungan dengan masalah pencemaran lingkungan ini, Badan Perlindungan Lingkungan AS mengeluarkan pernyataan yang memberitahu warga agar membuang APD dengan benar.

Pemberitahuan ini juga termasuk saran untuk tidak memasukkan tisu desinfektan, sarung tangan, masker, APD, atau limbah medis apa pun ke tempat sampah daur ulang karena dapat terkontaminasi oleh patogen dan membahayakan kesehatan.

Sejumlah organisasi daur ulang limbah juga meminta agar orang-orang membuang masker dan sarung tangan ke tempat aman dengan menempatkannya di tempat sampah umum.

"Jangan buang sarung tangan plastik atau masker sekali pakai begitu saja di tanah, di tempat parkir, atau melemparkannya ke semak-semak," kata CEO of the Solid Waste Association of North America (SWANA) David Biderman.

"Sampah terkontaminasi yang dibuang di tanah meningkatkan risiko paparan COVID-19, dan memiliki dampak negatif terhadap lingkungan," tutupnya.




(rns/fay)