Ini Penyebab Gelombang Tinggi di Berbagai Perairan Indonesia
Hide Ads

Ini Penyebab Gelombang Tinggi di Berbagai Perairan Indonesia

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Senin, 01 Jun 2020 15:17 WIB
Gelombang tinggi di perairan Laut Bengkulu.
Gelombang tinggi di perairan Laut Bengkulu. (Hery Supandi/detikcom)
Jakarta -

Belakangan ada fenomena gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah perairan di Indonesia. Kira-kira, apa sih penyebabnya?

Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidrosal) TNI Angkatan Laut punya penjelasan mengenai gelombang tinggi yang ramai menjadi bahan perbincangan di media sosial sepekan belakangan ini.

Menurut Kepala Pusat Hidrologi dan Oceanografi, Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro, gelombang ini dipicu adanya siklon tropis di selatan Samudra Hindia, yaitu topan Amphan dan topan Mangga, yang terjadi bersamaan dengan adanya spring tide atau pasang laut purnama yang puncaknya terjadi pada 28 Mei lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Pusat Hidrologi dan Oceanografi Laksamana Muda TNI Harjo SusmoroKepala Pusat Hidrologi dan Oceanografi Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro Foto: Istimewa

"Jadi saat pasang sedang tinggi karena purnama, dihembus oleh angin kencang topan di selatan Samudra Hindia dengan kecepatan 50 knot, yang bisa menyebabkan gelombang tinggi 5-7 meter," ujar perwira tinggi AL bintang dua ini.

Menurut data yang dimiliki oleh Pus Hidrosal, saat kejadian di pesisir Benoa Bali dan Pantai Lembar Lombok, pasang naik saat itu berketinggian 1,5 meter di Benoa dan Pantai Lembar setinggi 1,2 meter.

ADVERTISEMENT

Siklon tropis Topan Amphan di Samudra Hindia Barat Laut Bengkulu, dengan pergerakan dari perairan selatan semenanjung Kerala India, bergerak ke arah timur laut dan luruh di daratan Bangladesh.

Siklon tropis dengan kecepatan hingga 50 knot ini masih mempertahankan kekuatannya saat mencapai pantai barat Sumatera hingga 25-30 knot. Pada 20 Mei 2020 gelombang akibat Siklon ini menimbulkan tinggi gelombang hingga 7 meter dan di pantai barat Sumatera mencapai 5 meter.

Sementara pada periode yang sama, Topan Mangga yang terbentuk pada area sebelah tenggara dari awal kemunculan Topan Amphan atau di Barat Daya Bengkulu, siklon tropis ini bergerak ke arah Timur-Tenggara dan meluruh di daratan Australia.

Kecepatan angin yang ditimbulkan mencapai 30-40 knot serta membangkitkan gelombang laut 5 - 6 meter, di pesisir selatan Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.

Laksamana Muda Harjo menjelaskan bahwa siklon tropis yang belakangan lebih sering terjadi, karena pemanasan global (global warming) menyebabkan suhu muka air laut yang tidak merata.

Jika ada tekanan rendah, akan menjadi titik energi angin berkumpul dari kawasan bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah yang menyebabkan topan, karena kekuatan energi tidak sama, menyebabkan topan itu bergerak.

Ia pun menjelaskan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan fenomena alam ini. Hanya saja, dalam situasi pasang tinggi, warga sekitar pantai hendaknya menjauhi pesisir. Pasang tinggi ini di pantai utara Jawa sering disebut rob, seperti di pesisir Jabodetabek, pesisir Semarang, Jawa Tengah hingga ke Pantai Jepara.




(asj/asj)